"Sukses adalah kumpulan dari gunung kegagalan,"
Saya mendapat kata bijak itu setelah sering menyaksikan Youtube tentang naik gunung. Di video itu berasa cape dan perlu perjuangan banget untuk sampai puncak, namun setelah dipuncak semua lelah terbayar sudah.
Hal itu bisa diterapkan dalam konsep kesuksesan. Kesuksesan ibarat puncak gunung, jarang orang yang melihat jalan terjal menuju sukses. Hanya melihat di saat suksesnya saja.
Seperti foto-foto instagram yang menujukan hasil akhir setelah tiba dipuncak, tidak ditampilkan jalan menuju puncak tersebut.
Sejak kecil saya sudah terlatih pedih 😂😂.
Ketika SD uang jajan hanya 500 perak, uang segitu hanya cukup membeli es teh dan 2 gorengan, saat itu.
Agar bisa membeli kelelereng dan Tamiya (mainan hits saat itu ) saya memungut cengkeh yang jatuh lalu dan menjualnya. Kangen masa itu. Ketika SMP tak jauh berbeda.
Menginjak SMA, bekal naik jadi 3 rb namun tetap hanya cukup membeli minuman dan beberapa gorengan, nggak ada tuh pacaran karena ngga punya modal haha.
Ketika kelas 3 SMA, yang mengharuskan sekolah sampai pukul 4 sore. Sering bawa bekal nasi putih, iya hanya nasi putih dan sendok. Bekal masih 3 ribu hahaha.
Biar makan aga enak, sering beli bumbu batagor. Bumbu kacangnya itu loh, uang seribu dibelikan bumbu kacang. 2 ribunya lagi dibelikan gorengan dan minuman. Kenyang deh sampai sore.
Kebutuhan seperti buku LKS dan lain-lain dibeli dari jualan, jualan apapun dari kartu perdana hingga jualan tugas (jangan ditiru).
Lulus SMA, nggak punya uang untuk kuliah. Walhasil setahun bekerja jadi tukang gulung kabel. Pergi pukul 3 sore, pulang 12 malam. Hingga pernah bertemu makhluk astral 😂😂.
Setahun setelahnya, alhamdulillah tabungan cukup buat biayai daftar kuliah. Biaya selama proses kuliah dipikir nanti (Kuliah S1 modal nekat haha).
Alhamdulillah bisa lulus hingga S1 meski banyak drama. Setiap makan di kampus jarang makan lebih dari 6 rb. Menunya selalu sama nasi dan tempe oreng serta bumbu daging (Bumbu daging gratis guys, biar berasa makan daging haha)
Selama S1 nabung dong, alhamdulillah cukup deh buat daftar S2. Tadinya uangnya buat nikah cuman yah gitu haha. Nah, sekarang saya di semester akhir di S2 ini. Doakan semoga lulus dan menikah tahun ini haha. Biar berjuangnya bisa berdua.
Guratan takdir akan membawaku ke mana lagi ? ke mana saja tak apa awalnya pedih toh sudah terlatih waktu kecil makan hanya dengan sambal dan garam 🤣.
Kalau jalan kehidupan membawa saya pada kesuksesan (aamiin) semoga gaya hidup nggak berubah, sesekali makan nasi padang bolehlah.
Nychken Gilang, Mahasiswa yang sering disangka tukang baso ikan.
Saya mendapat kata bijak itu setelah sering menyaksikan Youtube tentang naik gunung. Di video itu berasa cape dan perlu perjuangan banget untuk sampai puncak, namun setelah dipuncak semua lelah terbayar sudah.
Hal itu bisa diterapkan dalam konsep kesuksesan. Kesuksesan ibarat puncak gunung, jarang orang yang melihat jalan terjal menuju sukses. Hanya melihat di saat suksesnya saja.
Seperti foto-foto instagram yang menujukan hasil akhir setelah tiba dipuncak, tidak ditampilkan jalan menuju puncak tersebut.
Sejak kecil saya sudah terlatih pedih 😂😂.
Ketika SD uang jajan hanya 500 perak, uang segitu hanya cukup membeli es teh dan 2 gorengan, saat itu.
Agar bisa membeli kelelereng dan Tamiya (mainan hits saat itu ) saya memungut cengkeh yang jatuh lalu dan menjualnya. Kangen masa itu. Ketika SMP tak jauh berbeda.
Menginjak SMA, bekal naik jadi 3 rb namun tetap hanya cukup membeli minuman dan beberapa gorengan, nggak ada tuh pacaran karena ngga punya modal haha.
Ketika kelas 3 SMA, yang mengharuskan sekolah sampai pukul 4 sore. Sering bawa bekal nasi putih, iya hanya nasi putih dan sendok. Bekal masih 3 ribu hahaha.
Biar makan aga enak, sering beli bumbu batagor. Bumbu kacangnya itu loh, uang seribu dibelikan bumbu kacang. 2 ribunya lagi dibelikan gorengan dan minuman. Kenyang deh sampai sore.
Kebutuhan seperti buku LKS dan lain-lain dibeli dari jualan, jualan apapun dari kartu perdana hingga jualan tugas (jangan ditiru).
Lulus SMA, nggak punya uang untuk kuliah. Walhasil setahun bekerja jadi tukang gulung kabel. Pergi pukul 3 sore, pulang 12 malam. Hingga pernah bertemu makhluk astral 😂😂.
Setahun setelahnya, alhamdulillah tabungan cukup buat biayai daftar kuliah. Biaya selama proses kuliah dipikir nanti (Kuliah S1 modal nekat haha).
Alhamdulillah bisa lulus hingga S1 meski banyak drama. Setiap makan di kampus jarang makan lebih dari 6 rb. Menunya selalu sama nasi dan tempe oreng serta bumbu daging (Bumbu daging gratis guys, biar berasa makan daging haha)
Selama S1 nabung dong, alhamdulillah cukup deh buat daftar S2. Tadinya uangnya buat nikah cuman yah gitu haha. Nah, sekarang saya di semester akhir di S2 ini. Doakan semoga lulus dan menikah tahun ini haha. Biar berjuangnya bisa berdua.
Guratan takdir akan membawaku ke mana lagi ? ke mana saja tak apa awalnya pedih toh sudah terlatih waktu kecil makan hanya dengan sambal dan garam 🤣.
Kalau jalan kehidupan membawa saya pada kesuksesan (aamiin) semoga gaya hidup nggak berubah, sesekali makan nasi padang bolehlah.
Nychken Gilang, Mahasiswa yang sering disangka tukang baso ikan.
Post a Comment