Kuliah di Jurusan Pendidikan bahasa Indonesia atau Sastra Indonesia tidak sefavorit jurusan kedokteran. Tak jarang orang sekitar kita mempertanyakan.
"Mengapa mengambil jurusan Bahasa Indonesia, padahalkan sudah bisa bahasa Indonesia ?" sakit nggak tuh dikatain begitu. Padahal yang dipelajari di Jurusan Bahasa Indonesia tak hanya itu.
Berikut 3 hal mitos yang sering masyarakat "cap" ke mahasiswa yang mengambil jurusan Bahasa Indonesia.
1. Kuliahnya santai paling menganalisis novel saja.
Bernad.id
Memang ada mata kuliah yang menugaskan mahasiswa membaca dan menganalisis novel, tapi tidak setiap hari juga. Menganalisis novel pun bukan perkara mudah, perlu kejelian luarbiasa.
Kuliah kami sangat tidak santai, ketika S1 dulu beberapa malam harus begadang untuk mengerjakan tugas. Mengedit naskah, membuat cover buku, belajar periodisasi sastra, kritik sastra, latihan pementasan drama, untuk jurusan pendidikan ditambah mata kuliah pendidikan yang tak kalah menguras tenaga.
2. Anak Bahasa Indonesia kaku, berbicara harus pakai bahasa baku.
Gelombangotak.com
Eh wasaaap my friends, nggak gitu juga kali. Anak Jurusan bahasa Indonesia malah asyik banget kalau diajak ngobrol, karena di jurusan bahasa Indonesia tidak melulu belajar EBI (Ejaan Bahasa Indonesia).
Penggunaan EBI pun ada situasi dan kondisinya tersendiri. Nggak mungkin dong ketika membeli sayur di pasar memakai bahasa baku.
"Bu, kalau ibu berkenan izinkan saya membeli sayur ini. Menurut ibu kira-kira berapakah harga sayur ini ?"
Nah, dialog di atas tidak pernah terjadi. Kalau pun terjadi kami sudah digetok ibu-ibu dong karena lama.
Anak Bahasa Indonesia asyik diajak mengobrol karena ada mata kuliah "Berbicara" bahkan hingga 2 kali, selain itu ada lagi mata kuliah "Retorika", seni yang mempelajari berbicara yang mengasyikan.
Pengetahuan juga luas karena diwajibkan membaca, asyik nggak tuh. Kalau ngobrol dengan anak jurusan bahasa Indonesia bisa dari A ke Z, bikin nyaman deh haha.
3. Sudah lulus mau kerja apa ?
Temankita.com
Sering sekali saya ditanya dengan pertanyaan seperti ini.
"Jurusan Pendidikan/Sastra Indonesia sudah lulus mau jadi apa ?"
Saya jawab mau jadi pilot, takut dijitak. Lulusan Bahasa Indonesia bisa menjadi apapun, jadi Imam yang baik juga bisa.
Prospek jurusan Bahasa Indonesia bisa mengisi banyak ranah pekerjaan misalkan jadi Guru, editor, penulis, ahli bahasa, bekerja kementrian luar negeri, pembawa acara dan banyak lagi deh cape ngetik hehe.
Intinya jurusan bahasa Indonesia bisa bekerja di segala bidang yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat utamanya. Banyak bangetkan pekerjaan yang memerlukan keterampilan berbahasa Indonesia yang baik.
Yap, tidak semua pandangan masyarakat tentang jurusan Bahasa/sastra Indonesia itu benar. Anak Bahasa Indonesia juga bisa kok menjadi menantu idaman, dengan segala keunikannya.
"Mengapa mengambil jurusan Bahasa Indonesia, padahalkan sudah bisa bahasa Indonesia ?" sakit nggak tuh dikatain begitu. Padahal yang dipelajari di Jurusan Bahasa Indonesia tak hanya itu.
Berikut 3 hal mitos yang sering masyarakat "cap" ke mahasiswa yang mengambil jurusan Bahasa Indonesia.
1. Kuliahnya santai paling menganalisis novel saja.
Bernad.id
Memang ada mata kuliah yang menugaskan mahasiswa membaca dan menganalisis novel, tapi tidak setiap hari juga. Menganalisis novel pun bukan perkara mudah, perlu kejelian luarbiasa.
Kuliah kami sangat tidak santai, ketika S1 dulu beberapa malam harus begadang untuk mengerjakan tugas. Mengedit naskah, membuat cover buku, belajar periodisasi sastra, kritik sastra, latihan pementasan drama, untuk jurusan pendidikan ditambah mata kuliah pendidikan yang tak kalah menguras tenaga.
2. Anak Bahasa Indonesia kaku, berbicara harus pakai bahasa baku.
Gelombangotak.com
Eh wasaaap my friends, nggak gitu juga kali. Anak Jurusan bahasa Indonesia malah asyik banget kalau diajak ngobrol, karena di jurusan bahasa Indonesia tidak melulu belajar EBI (Ejaan Bahasa Indonesia).
Penggunaan EBI pun ada situasi dan kondisinya tersendiri. Nggak mungkin dong ketika membeli sayur di pasar memakai bahasa baku.
"Bu, kalau ibu berkenan izinkan saya membeli sayur ini. Menurut ibu kira-kira berapakah harga sayur ini ?"
Nah, dialog di atas tidak pernah terjadi. Kalau pun terjadi kami sudah digetok ibu-ibu dong karena lama.
Anak Bahasa Indonesia asyik diajak mengobrol karena ada mata kuliah "Berbicara" bahkan hingga 2 kali, selain itu ada lagi mata kuliah "Retorika", seni yang mempelajari berbicara yang mengasyikan.
Pengetahuan juga luas karena diwajibkan membaca, asyik nggak tuh. Kalau ngobrol dengan anak jurusan bahasa Indonesia bisa dari A ke Z, bikin nyaman deh haha.
3. Sudah lulus mau kerja apa ?
Temankita.com
Sering sekali saya ditanya dengan pertanyaan seperti ini.
"Jurusan Pendidikan/Sastra Indonesia sudah lulus mau jadi apa ?"
Saya jawab mau jadi pilot, takut dijitak. Lulusan Bahasa Indonesia bisa menjadi apapun, jadi Imam yang baik juga bisa.
Prospek jurusan Bahasa Indonesia bisa mengisi banyak ranah pekerjaan misalkan jadi Guru, editor, penulis, ahli bahasa, bekerja kementrian luar negeri, pembawa acara dan banyak lagi deh cape ngetik hehe.
Intinya jurusan bahasa Indonesia bisa bekerja di segala bidang yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat utamanya. Banyak bangetkan pekerjaan yang memerlukan keterampilan berbahasa Indonesia yang baik.
Yap, tidak semua pandangan masyarakat tentang jurusan Bahasa/sastra Indonesia itu benar. Anak Bahasa Indonesia juga bisa kok menjadi menantu idaman, dengan segala keunikannya.
Amin Aa Gil, semoga bisa jadi menantu idaman beneran ya... 😊👌
ReplyDeleteSumpah ngakak banget kalo misalkan PUEBI diterapin beneran waktu beli sayur di pasar. 😂😂
Hhii.. Ketika anak bahasa indonesia angkat bicara 😅😅
ReplyDeleteBahasa negara nya aja di istimewakan, apalagi pasangan, heheheh. Inspiring, secara kondisi saat ini lebih banyak anak-anak muda yang lebih semangat belajar bahasa luar, gak salah sih malah keren banget, dan bakal tambah keren kalo bahasa asingnya capcus, indonesia nya juga wawww (PUEBI modeon) heheh
ReplyDeleteJadi penasaran sama jurusan bahasa Indonesia🤔
ReplyDeletePengen belajar nganalisa juga. Hmmm
mau nanya, Kang.. kalo tmn sy jurusan bahasa jerman, studi lanjutannya ke Munchen, kalo jurusan bahasa Indonesia, kemana?
ReplyDeletemantaaap nih
ReplyDeleteKalau masalah pekerjaan mah sudah ada yang ngatur. Tugas kita cuma usaha.
ReplyDelete