Jika ada yang bertanya seorang Gilang tumbuh di mana ? maka dengan tegas aku berkata "One day one post (ODOP)".
Lebih dari setahun lalu seorang mahasiswa yang nggak punya kerjaan sedang buka-buka Facebook. Cek Time line mantan, buat status galau , cek time line mantan lagi, buat status galau lagi terus berulang hingga Nobita jadi anak geng motor.
Jalan takdir memang unik tak pernah bisa terbaca google maps. Tanpa sengaja aku lihat postingan Bang Syaiha tentang pembukaan komunitas ODOP batch 2. Aku iseng daftar, siapa tahu dapat hadiah rumah mewah beserta isinya. Eh ternyata setelah masuk ODOP aku tidak mendapatkan rumah mewah tetapi lebih dari itu semua, aku mendapatkan keluarga baru.
Dulu aktifitas menulis seolah kegiatan paling berat dan perlu persiapan. Selalu berpikir "ah mandi dulu biar nulisnya enak," setelah mandi "ah makan dulu biar nulisnya bertenaga," setelah itu"ah tidur dulu besok aja nulisnya," fenomena itu terus berlanjut hingga Dora Explorer jadi ABG yang doyan selfie.
Sekarang berbeda, menulis ibarat rindu yang mesti dituntaskan tiap harinya. Menulis laksana mengasah kepala agar tidak tumpu nantinya. ODOP menempa aku untuk terbiasa menulis tanpa banyak alasan.
Kelak jika nanti aku menjadi Superman, eh maksudnya jadi penulis lalu ada yang bertanya
"Gilang kapan nikah ?" aku tidak akan menjawab. Eh kenapa jadi bahas ini.
Ketika ada yang bertanya
"Gilang, apa yang menempamu hingga terbiasa menulis ?"
Jawabku "ODOP."
Aku menyesal mengenal ODOP, karena sejak kenal dengannya aku menjadi ketagihan menulis.
Lebih dari setahun lalu seorang mahasiswa yang nggak punya kerjaan sedang buka-buka Facebook. Cek Time line mantan, buat status galau , cek time line mantan lagi, buat status galau lagi terus berulang hingga Nobita jadi anak geng motor.
Jalan takdir memang unik tak pernah bisa terbaca google maps. Tanpa sengaja aku lihat postingan Bang Syaiha tentang pembukaan komunitas ODOP batch 2. Aku iseng daftar, siapa tahu dapat hadiah rumah mewah beserta isinya. Eh ternyata setelah masuk ODOP aku tidak mendapatkan rumah mewah tetapi lebih dari itu semua, aku mendapatkan keluarga baru.
Dulu aktifitas menulis seolah kegiatan paling berat dan perlu persiapan. Selalu berpikir "ah mandi dulu biar nulisnya enak," setelah mandi "ah makan dulu biar nulisnya bertenaga," setelah itu"ah tidur dulu besok aja nulisnya," fenomena itu terus berlanjut hingga Dora Explorer jadi ABG yang doyan selfie.
Sekarang berbeda, menulis ibarat rindu yang mesti dituntaskan tiap harinya. Menulis laksana mengasah kepala agar tidak tumpu nantinya. ODOP menempa aku untuk terbiasa menulis tanpa banyak alasan.
Kelak jika nanti aku menjadi Superman, eh maksudnya jadi penulis lalu ada yang bertanya
"Gilang kapan nikah ?" aku tidak akan menjawab. Eh kenapa jadi bahas ini.
Ketika ada yang bertanya
"Gilang, apa yang menempamu hingga terbiasa menulis ?"
Jawabku "ODOP."
Aku menyesal mengenal ODOP, karena sejak kenal dengannya aku menjadi ketagihan menulis.
Samaa...
ReplyDeleteIput udah terlanjur nyaman sama odop.
Kalo udah nyaman mana mungkin busa iput beralih? *eaa
Haha-dasar Selalu buat ketawa tulisannya. Akhirnya kita pun bertmu di odop 2 ya,aa
ReplyDeleteNyesel macam apa ini? Hhaa
ReplyDeletePenyesalan yang membawa nikmat ya, mas Gilang :)
ReplyDeleteWkwkwk aku juga nyesel. Baru tau ada ODOP. Coba sejak dulu tau 😂😂
ReplyDeleteKeren
ReplyDeleteAku juga nyesel kenal ODOP, penghuninya membuatku iri. Aku yang lama tak ngepost sedangkan mereka sudah berlomba-lomba antri untuk mengisi grup share link. 😥
ReplyDelete