Wahyudi, seorang pria penyendiri yang hanya berteman dengan orang-orang tertentu dan puluhan buku, terutama genre filsafat. Di kampusnya, dia selalu mengisi kursi paling belakang dekat tong sampah. Perilakunya itu bukan tanpa alasan, menurut buku aliran "Kiri" yang dia baca menjelaskan bahwa manusia tak lebih dari sebuah sampah. Wahyudi ingin menjadi seutuhnya manusia maka mendekati tong sampah adalah kewajiban.
Tak sampai di sana keunikan Wahyudi. Jika mahasiwa lain kebanyakan nongkrong di cafe, rumah makan padang atau Warteg. Wahyudi memilih pos ronda untuk mengisi waktu istirahat. Lagi-lagi itu semua dilakukan berdasarkan buku yang dia baca. Menurut buku itu pos ronda adalah tempat terbaik untuk merenungkan segala hal termasuk urusan negara. Pos ronda adalah simbol pergerakan rakyat kecil yang selalu siaga menghadapi berbagai masalah. Dia mempunyai cita-cita membangkitkan PKI (Partai Keposrondaan Indonesia).
Wahyudi sangat menyakini hanya PKI-lah yang mampu menjadikan Indonesia digdaya kembali. Bahkan dia membuat situs yang memuat visi dan misi PKI. Beberapa orang yang satu pemikiran merasa tertarik dengan ideologi baru yang ditawarkan Wahyudi. Sebulan sekali mereka berkumpul di pos ronda yang telah dipersiapkan.
Perjuangan Wahyudi bukan tanpa halangan. Seringkali dia dan kelompoknya diusir dari pos ronda tempat mereka berkumpul. Mereka dianggap aliran sesat karena beraktifitas di luar kebiasaan. Biasanya pos ronda dipakai untuk main gapleh, ngemil kacang ataupun tidur. Mereka menjadikan pos roda sebagai tempat menampung sampah.
Wahyudi menerapkan aturan bahwa setiap anggota PKI wajib membawa sampah yang paling disukai. Kemudian dalam pertemuan di pos ronda, mereka harus memeluk sampah yang dibawa. Itu semua sebagai cara untuk memanusiakan sampah. Mereka beranggapan manusia dan sampah adalah makhluk yang setara. Perlu pergerakan yang mendorong bahwa setiap sampah di dunia berhak menyuarakan pendapatnya. Mereka adalah perpanjangan lidah dari sampah.
Salah satu ujung tombak dari partai keposrondaan Indonesia adalah sekte pemuja sampah. Mereka bertugas menyebarkan ideologi bahwa sampah setara dengan manusia. Sampah punya hak menyatakan pendapat, memeroleh pendidikan bahkan untuk mendapatkan pasangan hidup. Beberapa bulan terakhir Wahyudi sedang gencar menggunakan media sosial sebagai sarana menyebarkan ideologinya.
Kita harus hati-hati, bisa saja Wahyudi dan kelompoknya sudah merekrut keluarga kita sebagai anggota PKI atau bahkan sudah menjadi bagian dari sekte pemuja sampah. Viralkan tulisan ini sebagai bentuk rasa sayang kita terhadap keluarga.
Tak sampai di sana keunikan Wahyudi. Jika mahasiwa lain kebanyakan nongkrong di cafe, rumah makan padang atau Warteg. Wahyudi memilih pos ronda untuk mengisi waktu istirahat. Lagi-lagi itu semua dilakukan berdasarkan buku yang dia baca. Menurut buku itu pos ronda adalah tempat terbaik untuk merenungkan segala hal termasuk urusan negara. Pos ronda adalah simbol pergerakan rakyat kecil yang selalu siaga menghadapi berbagai masalah. Dia mempunyai cita-cita membangkitkan PKI (Partai Keposrondaan Indonesia).
Wahyudi sangat menyakini hanya PKI-lah yang mampu menjadikan Indonesia digdaya kembali. Bahkan dia membuat situs yang memuat visi dan misi PKI. Beberapa orang yang satu pemikiran merasa tertarik dengan ideologi baru yang ditawarkan Wahyudi. Sebulan sekali mereka berkumpul di pos ronda yang telah dipersiapkan.
Perjuangan Wahyudi bukan tanpa halangan. Seringkali dia dan kelompoknya diusir dari pos ronda tempat mereka berkumpul. Mereka dianggap aliran sesat karena beraktifitas di luar kebiasaan. Biasanya pos ronda dipakai untuk main gapleh, ngemil kacang ataupun tidur. Mereka menjadikan pos roda sebagai tempat menampung sampah.
Wahyudi menerapkan aturan bahwa setiap anggota PKI wajib membawa sampah yang paling disukai. Kemudian dalam pertemuan di pos ronda, mereka harus memeluk sampah yang dibawa. Itu semua sebagai cara untuk memanusiakan sampah. Mereka beranggapan manusia dan sampah adalah makhluk yang setara. Perlu pergerakan yang mendorong bahwa setiap sampah di dunia berhak menyuarakan pendapatnya. Mereka adalah perpanjangan lidah dari sampah.
Salah satu ujung tombak dari partai keposrondaan Indonesia adalah sekte pemuja sampah. Mereka bertugas menyebarkan ideologi bahwa sampah setara dengan manusia. Sampah punya hak menyatakan pendapat, memeroleh pendidikan bahkan untuk mendapatkan pasangan hidup. Beberapa bulan terakhir Wahyudi sedang gencar menggunakan media sosial sebagai sarana menyebarkan ideologinya.
Kita harus hati-hati, bisa saja Wahyudi dan kelompoknya sudah merekrut keluarga kita sebagai anggota PKI atau bahkan sudah menjadi bagian dari sekte pemuja sampah. Viralkan tulisan ini sebagai bentuk rasa sayang kita terhadap keluarga.
Aku kok ngakak baca ini...
ReplyDeleteKeren analoginya
Hwaaaa ... aa gilang wkwkkwkwkw ada ada saja
ReplyDeleteAa hil memang kecee
Like, share dan anda akan masuk surga 😂😂
ReplyDelete😂😂
ReplyDelete