Jika kita mempunyai mesin penjelajah waktu lalu kembali ke masa lima tahun lalu. Dunia maya masih dipenuhi euforia, kesenangan untuk selalu menengoknya.
Facebook menjadi tempat paling asyik untuk menemukan teman lama yang sudah bertahun-tahun tak bersua, bisa juga mencari teman baru untuk berbagi hal seru. Tak jarang ada yang menemukan pendamping hidup di dunia maya tersebut.
Sekarang facebook berubah wujud menjadi sarana memecah belah bangsa. Ujaran-ujaran kebencian kian marak. Pecahlah Indonesia menjadi dua bagian, pro pemerintah dan mereka yang sudah jengah. Saling hujat di kolom komentar seolah sudah menjadi budaya. Teman lama yang berbeda pendapat bisa jadi musuh seketika, orang-orang yang tidak dikenal sekalipun sibuk beradu mulut untuk sesuatu yang tak perlu.
Generasi muda seolah disajikan drama, kelompok A memuja pemerintah setengah gila, kelompok B mencari celah kesalahan pemimpin negara. Negara asing tertawa sembari berkata "Begitu mudahnya memecah belah Indonesia," persis seperti zaman Belanda dengan politik adu domba.
Bhinneka Tunggal Ika sekarang sekadar mimpi belaka, tenggelam dalam khayal orang-orang yang sibuk berdebat siapa yang benar. Seyogyanya bergandengan tangan bukan saling melancarkan pukulan kepada saudara satu susuan. Aku ingin menceritakan Indonesia yang digdaya kepada anak cucu kita.
Facebook menjadi tempat paling asyik untuk menemukan teman lama yang sudah bertahun-tahun tak bersua, bisa juga mencari teman baru untuk berbagi hal seru. Tak jarang ada yang menemukan pendamping hidup di dunia maya tersebut.
Sekarang facebook berubah wujud menjadi sarana memecah belah bangsa. Ujaran-ujaran kebencian kian marak. Pecahlah Indonesia menjadi dua bagian, pro pemerintah dan mereka yang sudah jengah. Saling hujat di kolom komentar seolah sudah menjadi budaya. Teman lama yang berbeda pendapat bisa jadi musuh seketika, orang-orang yang tidak dikenal sekalipun sibuk beradu mulut untuk sesuatu yang tak perlu.
Generasi muda seolah disajikan drama, kelompok A memuja pemerintah setengah gila, kelompok B mencari celah kesalahan pemimpin negara. Negara asing tertawa sembari berkata "Begitu mudahnya memecah belah Indonesia," persis seperti zaman Belanda dengan politik adu domba.
Bhinneka Tunggal Ika sekarang sekadar mimpi belaka, tenggelam dalam khayal orang-orang yang sibuk berdebat siapa yang benar. Seyogyanya bergandengan tangan bukan saling melancarkan pukulan kepada saudara satu susuan. Aku ingin menceritakan Indonesia yang digdaya kepada anak cucu kita.
Indonesia, negara kesatuan yg butuh semua warganya untuk turut serta bersatu.
ReplyDelete