Sejak kecil aku dilatih untuk memahami segala hal lebih dahulu bahkan mengenai keruntuhan orde baru. Kala itu masih belajar mengeja di koran bekas bungkus bala-bala, makanan khas Sunda yang melegenda.
Entah kenapa aku lebih suka mengeja daripada membaca. Seringkali ditegur guru karena di usia yang tak lagi muda hanya bisa mengeja kata. Teman sebayaku sudah pandai membaca, puluhan buku ia lahap dengan rakus sedangkan aku masih dalam kondisi terbata-bata.
Temanku paham betul undang-undang negara ini, ia hafal di luar kepala karena terlampau sering membaca. Lagi-lagi bertolak belakang dengan aku, selalu sama masih tahap mengeja.
Tahun demi tahun berlalu. Di halaman rumah, aku ditemani makanan khas Sunda, bala-bala. Sembari mengeja koran dengan headline operasi tangkap tangan oleh KPK. Sahabatku yang pandai membaca, bahkan undang-undangpun sudah diluar kepala ditetapkan tersangka. Aku heran kenapa bisa ?
Entah kenapa aku lebih suka mengeja daripada membaca. Seringkali ditegur guru karena di usia yang tak lagi muda hanya bisa mengeja kata. Teman sebayaku sudah pandai membaca, puluhan buku ia lahap dengan rakus sedangkan aku masih dalam kondisi terbata-bata.
Temanku paham betul undang-undang negara ini, ia hafal di luar kepala karena terlampau sering membaca. Lagi-lagi bertolak belakang dengan aku, selalu sama masih tahap mengeja.
Tahun demi tahun berlalu. Di halaman rumah, aku ditemani makanan khas Sunda, bala-bala. Sembari mengeja koran dengan headline operasi tangkap tangan oleh KPK. Sahabatku yang pandai membaca, bahkan undang-undangpun sudah diluar kepala ditetapkan tersangka. Aku heran kenapa bisa ?
kereenn... jleb ihh.
ReplyDeleteCie, yang komen pertama si dia...
ReplyDeleteTulisannya enak, mas... Rimanya dapet...
bang syaiha tumben bikin rusuh
ReplyDeletehahahahaha
kereenn... jleb ihh. (2) :D
ReplyDeleteitu artinya rabun baca yaaaa...
ReplyDeleteAhahahaha...ahhaha. <---ayo A, dieja.
ReplyDelete