Pemberitaan lenyapnya uang secara tiba-tiba di salah satu bank terkemuka menjadi viral. Bahkan tak sedikit nasabah yang mulai meragu untuk menyimpan uang di bank. Tidak tanggung-tanggung, bank tersebut merugi hingga miliaran. Masyarakat bertanya apa yang terjadi ?
Apakah uangnya dicuri tuyul yang sudah menguasi teknologi kekinian atau memang nasabah tersebut lupa bahwa tabungan sudah sirna digerogori biaya administrasi bulanan bank tersebut ?
Entahlah hanya Tuhan yang tahu.
Tahun 2015 lalu pernah diberitakan kejadian serupa dengan korban mencapai 100 nasabah. Saat itu otoritas jasa keuangan menerima laporan bahwa uang yang dimiliki nasabah sirna tiba-tiba. OJK beranggapan penyebabnya ialah hacker, hacker yang menyebar virus untuk menyasar pengguna E-banking. Ia akan mencuri data berupa ID dan password dengan cara membuat malware, malware adalah aplikasi jahat yang bertugas mengelabui nasabah seakan memasukan ID dan password padahal itu adalah malware.
Cara sederhana melihat apakah transaksi yang kita lakukan aman ialah dengan melihat address bar. Address bar memuat alamat situs yang sedang kita kunjungi. Biasanya situs dengan proteksi kuat diawali Https://. Jika tidak diawali itu maka patut dicurigai. Cara selanjutnya, coba lihat apakah situs yang kita kunjungi telah sesuai dengan yang dituju. Malware mampu menyerupai situs tapi tidak dengan alamatnya. Lagi-lagi kita harus teliti dengan kolom address bar.
Terakhir, Jika hendak melakukan transaksi via E-banking lalu terjadi sesuatu yang tidak seperti biasanya maka lebih baik close dulu.
Namun jika teman-teman sudah terlanjur tidak percaya dengan bank, boleh menggunakan cara tradisional dengan menyimpan uang di celengan atau bahkan di bawah kasur tentu dengan risiko tergilas inflasi dan digerogoti rayap jahat.
Peristiwa menghilangnya uang secara tiba-tiba bukanlah hal aneh. Kunci utamanya kita harus teliti dengan segala modus pencurian. Hilang uang memang menakutkan tapi lebih menakutkan hilang keimanan dan ketakwaan sebagai hamba sehingga uang dianggap dewa.
Apakah uangnya dicuri tuyul yang sudah menguasi teknologi kekinian atau memang nasabah tersebut lupa bahwa tabungan sudah sirna digerogori biaya administrasi bulanan bank tersebut ?
Entahlah hanya Tuhan yang tahu.
Tahun 2015 lalu pernah diberitakan kejadian serupa dengan korban mencapai 100 nasabah. Saat itu otoritas jasa keuangan menerima laporan bahwa uang yang dimiliki nasabah sirna tiba-tiba. OJK beranggapan penyebabnya ialah hacker, hacker yang menyebar virus untuk menyasar pengguna E-banking. Ia akan mencuri data berupa ID dan password dengan cara membuat malware, malware adalah aplikasi jahat yang bertugas mengelabui nasabah seakan memasukan ID dan password padahal itu adalah malware.
Cara sederhana melihat apakah transaksi yang kita lakukan aman ialah dengan melihat address bar. Address bar memuat alamat situs yang sedang kita kunjungi. Biasanya situs dengan proteksi kuat diawali Https://. Jika tidak diawali itu maka patut dicurigai. Cara selanjutnya, coba lihat apakah situs yang kita kunjungi telah sesuai dengan yang dituju. Malware mampu menyerupai situs tapi tidak dengan alamatnya. Lagi-lagi kita harus teliti dengan kolom address bar.
Terakhir, Jika hendak melakukan transaksi via E-banking lalu terjadi sesuatu yang tidak seperti biasanya maka lebih baik close dulu.
Namun jika teman-teman sudah terlanjur tidak percaya dengan bank, boleh menggunakan cara tradisional dengan menyimpan uang di celengan atau bahkan di bawah kasur tentu dengan risiko tergilas inflasi dan digerogoti rayap jahat.
Peristiwa menghilangnya uang secara tiba-tiba bukanlah hal aneh. Kunci utamanya kita harus teliti dengan segala modus pencurian. Hilang uang memang menakutkan tapi lebih menakutkan hilang keimanan dan ketakwaan sebagai hamba sehingga uang dianggap dewa.
Setuju sama paragraf terakhir... :)
ReplyDeleteParagraf terakhirnya, luarrr biasaaa.
ReplyDeleteKeren.
Untung saya nabung nya di celengan
ReplyDeleteUntung saya nabung nya di celengan
ReplyDeletewkwkw.. gak nyangka di bagian akhirnya.. mantabbh AA Gilang !!
ReplyDelete