Aku lelaki biasa
dengan harapan membuncah di dada
Ingin berlayar mengarungi luasnya samudra
bermodalkan kapal kayu yang diukir tanganku
lautan terhampar dimataku
aku hadapi tanpa ragu
Kapalku hancur diterjang gelombang biru
Sirna sudah semua anganku
Hanyalah aku yang hidup dengan kepingan kayu
melawan kematian di tengah buasnya samudra hindia
Aku hidup mengandalkan angin
Ia membawaku ke Selat Malaka
Berharap menemukan daratan
tempat melabuhkan segala keresahan
Di Selat Malaka
aku melabuhkan badan dan perasaan
Ditemani senyum manis seorang gadis
Bagai sungai yang merindu
samudra aku tahu tempat melabuhkan cinta
dengan harapan membuncah di dada
Ingin berlayar mengarungi luasnya samudra
bermodalkan kapal kayu yang diukir tanganku
lautan terhampar dimataku
aku hadapi tanpa ragu
Kapalku hancur diterjang gelombang biru
Sirna sudah semua anganku
Hanyalah aku yang hidup dengan kepingan kayu
melawan kematian di tengah buasnya samudra hindia
Aku hidup mengandalkan angin
Ia membawaku ke Selat Malaka
Berharap menemukan daratan
tempat melabuhkan segala keresahan
Di Selat Malaka
aku melabuhkan badan dan perasaan
Ditemani senyum manis seorang gadis
Bagai sungai yang merindu
samudra aku tahu tempat melabuhkan cinta
Duuuh Gilang....
ReplyDeleteMelabuhkan rasa di selat malaka
ReplyDeleteAhaha
Perjalanan penuh rintangan akhirnya menemukan Cinta.
ReplyDeleteNice.
Sukaaa... Sama puisinya :)
ReplyDeleteTrasa di tengah samudra pas baca puisinya..
ReplyDelete:D