"Lang di atas foto keluarga siapa ?"
"Foto keluargaku dong. Biar begini aku juga punya
keluarga." Sembari menepuk dada.
"Eh, itu pasti keluarga sewaanyah ? Kok nggak ada yang
mirip. Kamu mirip tetangga Lang ? Hayo ngaku."
"Enak aja. Punya uang darimana aku nyewa keluarga.
Tapi bisa juga sih sebenarnya aku anak raja Yordania yang tertukar di posyandu.
By the way kamu siapa tiba komentari fotoku ?"
"Aku masa lalumu Lang yang meminta engkau ingat."
"Husss huss. Masa lalu pergi aja. Aku masih punya masa
depan kok. Lirik foto seseorang."
Kali ini aku bercerita tentang keluarga.
Aku adalah anak pertama dari pasangan manusia yang saling
jatuh cinta. Mamahku berasal dari suku Sunda begitupun dengan ayahku. Tetapi
takdir kehidupan membesarkanku di kebudayaan Jepang. Eh edit deh. Aku lahir dan
besar di Bandung. Kurang kekinian sih belum bisa menjelajah dunia. Suatu saat
harus mampu berkelana di bumi yang Kuasa tentunya bersama seseorang tercinta.
Tengok kamu.
Di keluargaku Mamah menjadi ratu paling cantik, tak
seorangpun wanita yang menandinginya. Tentu karena keluargaku di dominasi
lelaki tampan. Setidaknya definisi tampan bagi mamahku. Efek samping dihuni
kebanyakan lelaki, rumah menjadi seperti sebuah hutan.
Di rumahku hidup beberapa spesies binatang. Tikus, kecoa,
kucing bahkan Lumba-Lumba. Binatang terakhir berbentuk boneka tidak bernyawa.
Otomatis semua binatang itu semakin memeriahkan keluargaku. Terkadang ketika
nonton sinetron favorit kucing duduk manis menemani. Di saat mandi pasukan
kecoa ikut berenang di bak mandi. Tak lupa berbagi makanan dengan tikus. Pernah
suatu hari stok mie rebus ludes diserbu pasukan tikus. Sungguh indah sekali
nikmat berbagi meski sesekali gondok.
Bulan ramadan semakin meriah sekali. Berebut makan di saat
adzan menjadi agenda wajib. Mamah sudah tentu kebagian porsi paling sedikit.
Aku pun sama pernah kehabisan jatah berbuka. Saat itu sedang asyik berchat ria
dengan seseorang tak terasa waktu berbuka terlewat beberapa menit. Walhasil
makanan yang tersisa hanya cukup untuk kucing. Harus diakui memang ketat
persaingan berebut jatah makan dikeluargaku. Telat beberapa detik makanan
lenyap. Seperti kondisi di hutan. Lengkah sedikit buruan diambil.
Mamah selalu menjadi korban dalam persaingan keluarga
rimba. Untunglah mamah cerdik. Ia selalu menyimpan sedikit makanan untuk siapa
saja yang tidak kebagian jatah makan. Sekalipun selalu berebut jatah perut, entah
kenapa senyum selalu menghiasi raut wajah kami. Memang keluarga sumber bahagia yang
tak terukur oleh harta.
Depan rumah tinggal kasih loket, "selamat datang di kebun binatang mini"..
ReplyDeleteAnak-anaknya payah ni ga ada yg mo bebenah, hhaa
Hahaha..kasihan mama gilang
ReplyDeleteLucu ceritanya aa gilang..
ReplyDeleteselalu lucu kalau bikin cerita
ReplyDeleteKocak ...
ReplyDeleteAnak2 Rimba
Heheee