Menulis mengajarkanku merekam semua kejadian melalui kata. Kelak tulisan-tulisan itu akan menjadi bukti sejarah bahwa aku pernah hidup di dunia. Bukan hanya menumpang makan serta menghabiskan jatah usia tanpa karya.
Super writer 6. Gerakan penuh kebaikan yang digagas oleh Kang Yovie Kyu. Penulis berbakat asal Bandung. Ia mempunyai visi untuk membina penulis-penulis hebat yang mampu menyebarkan kebaikan melalui tulisan. Visi mulai memang. Melahirkan penulis untuk menyemai bibit kebaikan melalui rangkaian kata.
Awalnya saya sempat ragu untuk mengikuti pelatihan berbasis online di Super writer 6. Itu dikarenakan alasan klasik. Kesibukan dan ketidakmampuan membagi waktu menjadi dasar alasan itu muncul. Seketika keyakinan untuk mengikuti pelatihan itu muncul entah darimana. Saya hubungi kontak penyelenggara lalu mengisi formulir dan memenuhi beberapa persyaratan.
Beberapa hari setelah itu. Sebuah pemberitahuan dari WhatsApp bahwa saya sudah resmi menjadi bagian dari sebuah pelatihan menulis yang kelak akan sangat berguna nantinya. Tak terguna saya adalah peserta pertama yang menghuni grup bersama beberapa mentor yang tentunya nanti akan bertindak sebagai penyelenggara.
Waktu pelatihan tiba. Jantung saya berdetak lebih kencang menandakan sebuah ketegangan. Genderang petang terhadap alasan untuk malas menulis sudah ditabuh. Saya dalam hati berkata untuk terus bertahan hingga akhir pelatihan.
Tantangan pertama telah disuguhkan. Menulis diary menjadi pembuka pelatihan. Saya menulis dengan cepat tanpa berpikir kesalahan dalam tanda baca. Kala itu hanya punya dua jam waktu untuk menyelesaikan tulisan karena amanah-amanah lainnya menanti untuk dikerjakan. Akhirnya dengan perjuangan tantangan pertama selesai. Ternyata saya orang pertama yang berhasil menyelesaikan tantangan pertama. Tentunya semangat semakin membara.
Tantangan dua. Saya kerjakan dengan srmangat yang masih sama. Membara di saat mengetik kata. Tantangan kedua sudah diselesaikan. Sehati setelah itu, Kang Yovie memberikan koreksi dalam hal tata bahasa. Pastinya banyak kesalahan karena saya menulis tanpa memikirkan Ejaan Bahasa Indonesia (EIB) yang benar.
Tantangan ketiga mengharuskan aku melakukan wawancara terhadap tokoh agama. Awalnya sedikit kesusahan menyesuaikan waktu dengan Ibu Ustadzah tetapi itu semua bisa dikikis dengan kemauan serta rasa pantang menyerah. Tulisan ketiga sudah selesai. Seperti biasa sehari setelah itu koreksi dari Kang Yovie tiba. Kali ini masih sama membahas tata bahasa yang memang menjadi kekurangan yang harus segera aku perbaiki.
Tantangan empat menjadi tantangan paling berkesan. Salah informasi menjadi tokoh utama. Di saat perjalanan menuju rumah. Saya melirik WhatsApp grup super writer yang memberitahukan tantangan berikut. Fatalnya saya hanya membahas sekilas lalu bergegas menulis. Sehari setelah itu saya tersentak kaget. Kritikan dari Kang Yovie tidak membahas tata bahasa tetapi menyoroti kecerobohan yang menulis diluar perintah. Malu mendera. Meminta maaf untuk tidak mengulangi sudah aku ucapkan. Kang Yovie berbesar hati itu memaafkan kesalahan fatal dan memalukan yang telah saya perbuat.
Tantangan demi tantangan telah diselesaikan. Hingga tibalah tantangan untul menulis puisi di sosial media yang harus mendapatkan komentar dari teman-teman di dunia maya. Sebenarnya sudah lama tidak menulis puisi serta tidak yakin akan mendapatkan komentar. Maklum akhir-akhir ini saya tidak terlalu aktif di sosial media. Seorang teman di grup super writer mengusulkan ide untuk saling menambahkan teman di akun facebook serta saling berkomentar terhadap puisi yang diterbitkan dalam sebuah status facebook. Tantangan delapan itu sungguh mengasyikan saling berkomentar serta mengkritisi dengan cara santun menjadikannya menyenangkan. Tentu dengan nilai plus lebih kenal rekan seperjuangan dalam pelatihan super writer.
Kesan paling indah dihadirkan gerakan penuh kebaikan bernama super writer. Di sana saya ditempa untuk menjadi pribadi yang menghargai waktu. Beberapa teman yang belum mampu menyesuaikan ritme menulis terpaksa dikeluarkan dan saya tidak ingin kejadian itu menimpa. Banyak nilai kehidupan yang saya dapat dari super writer. Semoga bisa bertahan hingga akhir.
Super writer 6. Gerakan penuh kebaikan yang digagas oleh Kang Yovie Kyu. Penulis berbakat asal Bandung. Ia mempunyai visi untuk membina penulis-penulis hebat yang mampu menyebarkan kebaikan melalui tulisan. Visi mulai memang. Melahirkan penulis untuk menyemai bibit kebaikan melalui rangkaian kata.
Awalnya saya sempat ragu untuk mengikuti pelatihan berbasis online di Super writer 6. Itu dikarenakan alasan klasik. Kesibukan dan ketidakmampuan membagi waktu menjadi dasar alasan itu muncul. Seketika keyakinan untuk mengikuti pelatihan itu muncul entah darimana. Saya hubungi kontak penyelenggara lalu mengisi formulir dan memenuhi beberapa persyaratan.
Beberapa hari setelah itu. Sebuah pemberitahuan dari WhatsApp bahwa saya sudah resmi menjadi bagian dari sebuah pelatihan menulis yang kelak akan sangat berguna nantinya. Tak terguna saya adalah peserta pertama yang menghuni grup bersama beberapa mentor yang tentunya nanti akan bertindak sebagai penyelenggara.
Waktu pelatihan tiba. Jantung saya berdetak lebih kencang menandakan sebuah ketegangan. Genderang petang terhadap alasan untuk malas menulis sudah ditabuh. Saya dalam hati berkata untuk terus bertahan hingga akhir pelatihan.
Tantangan pertama telah disuguhkan. Menulis diary menjadi pembuka pelatihan. Saya menulis dengan cepat tanpa berpikir kesalahan dalam tanda baca. Kala itu hanya punya dua jam waktu untuk menyelesaikan tulisan karena amanah-amanah lainnya menanti untuk dikerjakan. Akhirnya dengan perjuangan tantangan pertama selesai. Ternyata saya orang pertama yang berhasil menyelesaikan tantangan pertama. Tentunya semangat semakin membara.
Tantangan dua. Saya kerjakan dengan srmangat yang masih sama. Membara di saat mengetik kata. Tantangan kedua sudah diselesaikan. Sehati setelah itu, Kang Yovie memberikan koreksi dalam hal tata bahasa. Pastinya banyak kesalahan karena saya menulis tanpa memikirkan Ejaan Bahasa Indonesia (EIB) yang benar.
Tantangan ketiga mengharuskan aku melakukan wawancara terhadap tokoh agama. Awalnya sedikit kesusahan menyesuaikan waktu dengan Ibu Ustadzah tetapi itu semua bisa dikikis dengan kemauan serta rasa pantang menyerah. Tulisan ketiga sudah selesai. Seperti biasa sehari setelah itu koreksi dari Kang Yovie tiba. Kali ini masih sama membahas tata bahasa yang memang menjadi kekurangan yang harus segera aku perbaiki.
Tantangan empat menjadi tantangan paling berkesan. Salah informasi menjadi tokoh utama. Di saat perjalanan menuju rumah. Saya melirik WhatsApp grup super writer yang memberitahukan tantangan berikut. Fatalnya saya hanya membahas sekilas lalu bergegas menulis. Sehari setelah itu saya tersentak kaget. Kritikan dari Kang Yovie tidak membahas tata bahasa tetapi menyoroti kecerobohan yang menulis diluar perintah. Malu mendera. Meminta maaf untuk tidak mengulangi sudah aku ucapkan. Kang Yovie berbesar hati itu memaafkan kesalahan fatal dan memalukan yang telah saya perbuat.
Tantangan demi tantangan telah diselesaikan. Hingga tibalah tantangan untul menulis puisi di sosial media yang harus mendapatkan komentar dari teman-teman di dunia maya. Sebenarnya sudah lama tidak menulis puisi serta tidak yakin akan mendapatkan komentar. Maklum akhir-akhir ini saya tidak terlalu aktif di sosial media. Seorang teman di grup super writer mengusulkan ide untuk saling menambahkan teman di akun facebook serta saling berkomentar terhadap puisi yang diterbitkan dalam sebuah status facebook. Tantangan delapan itu sungguh mengasyikan saling berkomentar serta mengkritisi dengan cara santun menjadikannya menyenangkan. Tentu dengan nilai plus lebih kenal rekan seperjuangan dalam pelatihan super writer.
Kesan paling indah dihadirkan gerakan penuh kebaikan bernama super writer. Di sana saya ditempa untuk menjadi pribadi yang menghargai waktu. Beberapa teman yang belum mampu menyesuaikan ritme menulis terpaksa dikeluarkan dan saya tidak ingin kejadian itu menimpa. Banyak nilai kehidupan yang saya dapat dari super writer. Semoga bisa bertahan hingga akhir.
posted from Bloggeroid
Semangat A. jangan lupa bagi ilmunya yaa!
ReplyDelete