Dahulu kala di saat kerajaan Majapahit berada di puncak kejayaannya. Hiduplah seorang pemuda biasa bernama Gilang.
Sssst tunggu dulu. Sepertinya aku salah setting cerita. Biasanya yang mengangkat tema sejarah itu Mas Heru (Salah satu sahabatku di grup one day one post). Kalau aku sih biasanya menceritakan berbagai kejadian dengan tokoh yang sama yaitu Gilang, namaku sendiri. Tetiba wartawan datang, entah datang darimana.
"Kenapa selalu membuat cerita dengan tokoh kamu sendiri Lang ? Apakah itu bukan bentuk lain dari kepedean,"
"Sebenarnya sederhana aku pengen terkenal seperti Rangga di cerita AADC."
"Apakah kamu merasa mirip Rangga ?"
" Ada satu kemiripan mendasar antara aku dan Rangga. Setidaknya sama berjenis kelamin pria, meskipun struktur wajah jauh berbeda. Kamu tentu tahu siapa yang lebih ganteng."
"Lang, saya mau bertanya. Bagaimana kelanjutan cerita bersambung " Jarak" apakah akan tamat hari ini."
"Bukankah dari tadi kamu bertanya. Sejujurnya aku berharap bisa berakhir hari ini. Tetapi rasanya sulit untuk berpisah dengan tokoh-tokohnya (padahal belum menemukan cara untuk mengakhiri cerita)"
"Kalau begitu. Cerbung jarak akan kamu bawa kemana ?"
" Tidak akan dibawa kemana-mana cukup tersimpan dalam file laptopku."
"Maksud saya. Apakah cerbung yang kamu buat berniat dikembangkan menjadi novel ?"
"Tentu saja. Aku berniat sekali menjadikannya novel. Sekalipun novel teraneh selama peradaban manusia."
"Saya tunggu ketika sudah menjadi novel. Ide awal jarak datangnya darimana sih Lang ? "
" Sederhana sebenarnya. Di saat aku menyaksikan banyak teman-temanku yang tertawa sembari memegang HP. Mungkin ia sedang berkomunikasi dengan seseorang yang terhalang jarak tapi tetap merasakan bahagia."
" Oh, iya. Sebentar Lang. Saya tidak mengerti maksud kamu."
"Aku juga tidak mengerti. Mungkinkah kesamaan kita merupakan takdir Tuhan bahwa kita sebenarnya berjodoh."
"Jijik kamu Lang."
Akhirnya wartawan itu pun pergi mengendarai kuda. Tunggu dulu kok dia naik kuda. Mungkin dia salah satu prajurit kerajaan Majapahit.
Intinya cerbung jarak tidak akan berakhir hari ini. Aku akan memperbaiki cerita dan meluruskan berbagai kejadian yang masih ngawur. Terimakasih yang sudah membaca cerbung jarak selama satu bulan ini. Di bulan depan cerbung jarak akan tetap lanjut. Semoga teman-teman berkenan meluangkan waktu untuk membaca kelanjutan kisah jarak.
Terimakasih, salam sayang Gilang.
Sssst tunggu dulu. Sepertinya aku salah setting cerita. Biasanya yang mengangkat tema sejarah itu Mas Heru (Salah satu sahabatku di grup one day one post). Kalau aku sih biasanya menceritakan berbagai kejadian dengan tokoh yang sama yaitu Gilang, namaku sendiri. Tetiba wartawan datang, entah datang darimana.
"Kenapa selalu membuat cerita dengan tokoh kamu sendiri Lang ? Apakah itu bukan bentuk lain dari kepedean,"
"Sebenarnya sederhana aku pengen terkenal seperti Rangga di cerita AADC."
"Apakah kamu merasa mirip Rangga ?"
" Ada satu kemiripan mendasar antara aku dan Rangga. Setidaknya sama berjenis kelamin pria, meskipun struktur wajah jauh berbeda. Kamu tentu tahu siapa yang lebih ganteng."
"Lang, saya mau bertanya. Bagaimana kelanjutan cerita bersambung " Jarak" apakah akan tamat hari ini."
"Bukankah dari tadi kamu bertanya. Sejujurnya aku berharap bisa berakhir hari ini. Tetapi rasanya sulit untuk berpisah dengan tokoh-tokohnya (padahal belum menemukan cara untuk mengakhiri cerita)"
"Kalau begitu. Cerbung jarak akan kamu bawa kemana ?"
" Tidak akan dibawa kemana-mana cukup tersimpan dalam file laptopku."
"Maksud saya. Apakah cerbung yang kamu buat berniat dikembangkan menjadi novel ?"
"Tentu saja. Aku berniat sekali menjadikannya novel. Sekalipun novel teraneh selama peradaban manusia."
"Saya tunggu ketika sudah menjadi novel. Ide awal jarak datangnya darimana sih Lang ? "
" Sederhana sebenarnya. Di saat aku menyaksikan banyak teman-temanku yang tertawa sembari memegang HP. Mungkin ia sedang berkomunikasi dengan seseorang yang terhalang jarak tapi tetap merasakan bahagia."
" Oh, iya. Sebentar Lang. Saya tidak mengerti maksud kamu."
"Aku juga tidak mengerti. Mungkinkah kesamaan kita merupakan takdir Tuhan bahwa kita sebenarnya berjodoh."
"Jijik kamu Lang."
Akhirnya wartawan itu pun pergi mengendarai kuda. Tunggu dulu kok dia naik kuda. Mungkin dia salah satu prajurit kerajaan Majapahit.
Intinya cerbung jarak tidak akan berakhir hari ini. Aku akan memperbaiki cerita dan meluruskan berbagai kejadian yang masih ngawur. Terimakasih yang sudah membaca cerbung jarak selama satu bulan ini. Di bulan depan cerbung jarak akan tetap lanjut. Semoga teman-teman berkenan meluangkan waktu untuk membaca kelanjutan kisah jarak.
Terimakasih, salam sayang Gilang.
posted from Bloggeroid
Hahaha, si gilang... hadew... #bingung mau komentnya...
ReplyDeletehahahahaha
ReplyDeletegilang..selalu kreatif
hahahahaha
ReplyDeletedasar gilang
Hhaa... Konyol.. Kayak apa coba orangnya :p
ReplyDeleteAya.....Aya...wae...hehe
ReplyDeleteHahahaaa ...
ReplyDeleteDua jempol utk idenya Aa
Gilang emang top.deh...Aku yang menunggu lanjutan jarak
ReplyDeleteGilang emang top.deh...Aku yang menunggu lanjutan jarak
ReplyDelete