Jarak adalah cerita bersambung. Agar mengetahui benang merah cerita silakan baca bagian sebelumnya "Jarak 20"
Kenangan masa lalu hadir kembali. Soleh terbaring dengan dengan luka tusukan. Nina panik tak tahu hal apa yang harus dia perbuat. Keharuan menyelinap di dadanya, berharap sahabat baiknya Mey datang cepat membawa bantuan. Saat itu sudah terlampau larut. Matahari sudah tumbang lebih dari 5 jam lalu. Jam tangan Nina menunjukan angka 11. Beberapa temannya kampusnya memilih pulang duluan setelah merasakan terlalu larut untuk pulang. Beda hal dengan mey yang memilih menyelesaikan paper ilmiahnya.
Kenangan masa lalu hadir kembali. Soleh terbaring dengan dengan luka tusukan. Nina panik tak tahu hal apa yang harus dia perbuat. Keharuan menyelinap di dadanya, berharap sahabat baiknya Mey datang cepat membawa bantuan. Saat itu sudah terlampau larut. Matahari sudah tumbang lebih dari 5 jam lalu. Jam tangan Nina menunjukan angka 11. Beberapa temannya kampusnya memilih pulang duluan setelah merasakan terlalu larut untuk pulang. Beda hal dengan mey yang memilih menyelesaikan paper ilmiahnya.
Nina, seorang mahasiswa yang aktif. Banyak sekali komunitas
yang ia ikuti. Baik komunitas yang berada di kampus maupun luar kampus. Gairah
dan semangatnya belajar seolah tanpa batas. Deretan tugas kampus yang berat tak
menyurutkan niat mengikuti berbagai perlombaan. Saat itu Nina menghabiskan
waktu hingga malam berkutat dengan paper ilmiah untuk perlombaan karya ilmiah
tingkat nasional. Ia sama sekali tak menyangka kejadian yang akan mengubah
hidupnya 180 derajat baru akan dimulai.
Akhirnya Mey datang dengan tergesa-gesa, Nina
menghampirinya. Tak butuh penjelasan panjang. Mereka berdua memapah Soleh
menuju mobil yang dibawa Mey. Di dalam hati berbagai kebingungan sempat ingin
ditanyakan mey tetapi urung dilakukan karena waktunya tak tepat. Saat itu Nina
menatap Soleh penuh rasa khawatir. Berbalik 180 derajat dengan pertama kali
mereka bertemu.
Seakan De Javu, peristiwa belasan tahun lalu kembali
terulang. Soleh terkapar dihadapan Nina dan Mey. Bedanya, sekarang Nina sudah
menjadi istrinya Soleh. Seperti biasa Mey bergerak cepat meminta bantuan Gilang
dan Nina untuk memapah Soleh menuju mobilnya. Wajah cemas Nina kembali hadir.
Rasa cinta begitu besar terhadap suaminya. Ia rela meninggalkan berjuta impian
yang hampir tergapai hanya untuk Soleh.
Dua tahun sebelum kelahiran Gilang. Keberanian Soleh
menyelamatkannya meluluhkan hati Nina. Benih-benih cinta sudah tumbuh begitu
lebat. Tatapan kebencian menguap begitu saja berganti rasa saling suka. Setelah
Soleh dibawa ke rumah sakit hampir setiap hari Nina menjenguk berharap
pahlawannya cepat pulih seperti sedia kala. Lomba karya ilmiah Ia tinggalkan
demi menjaga Soleh. Entah darimana datangnya cinta itu, Tuhan memang punya cara
tersendiri menyatukan dua hati.
Perjuangan kisah cinta Soleh dan Nina baru saja dimulai.
Benteng tinggi akan menghadang mereka. Orangtua Nina tak pernah setuju dengan
hubungan anaknya dengan pemuda miskin bernama Soleh. Beberapa kali Nina
membujuk hanya ia anggap angin lalu. Ultimatum keras keluar dari mulut
orangtuanya. Nina dihadapkan pada dua pilihan. Meninggalkan Soleh atau
meninggalkan rumah dan takkan pernah dianggap anak oleh orangtua.
Pilihan yang mengubah kehidupan sudah Nina ambil. Soleh
sudah beberapa kali mengingatkan bahwa memilih hidup dengannya adalah sebuah
kesalahan jika itu dinilai dari segi kemapanan. Nina kukuh dengan pilihannya.
Biarlah ia hidup dengan segala keterbatasaan asalkan bersama dengan pria yang
dicinta. Naif memang pilihan Nina meninggalkan segala bentuk kemapanan untuk
hidup bersama Soleh.
Orangtua Nina sedikit berbaik hati mau menikahkan putri
sekalipun dengan raut wajah masam. Pernikahan yang jauh dari meriah hanya
dihadiri beberapa saksi dan keluarga dekat Soleh. Tak terlihat wajah gembira
yang terpancar dari keluarga Nina. Seminggu kemudian sesuai dengan kesepakatan
Nina meninggalkan kedua orangtuanya untuk hidup bersama lelaki pilihannya.
tragis...kenapa ortu nina tidak.berbaik hati memberikan biaya untuk sholeh?
ReplyDeletetragis...kenapa ortu nina tidak.berbaik hati memberikan biaya untuk sholeh?
ReplyDelete