Indonesia tak kekurangan pemuda berprestasi. Coba kita lihat generasi garuda yang berhasil menjadi juara umum olimpiade sains terapan Internasional pada 8 Mei tahun lalu. Bukan hanya cerdas secara intelektual, spiritual pun Indonesia perkasa. Tim kita meraih juara umum dalam ajang Mustabaqoh Tilawatil Quran Internasional. Tak hanya itu, sebulan lampau pasangan ganda campuran Praven/Debby berdiri di podium pertama dalam kejuaraan tertua sekaligus paling bergengsi di bidang olahraga badminton, All England berhasil mereka gapai. Beralih ke arena balap jet darat tercepat di dunia, Kembaranku bernama Rio Haryanto berhasil mengukir sejarah sebagai pembalap pertama di ajang Formula 1 . Di tahun 2016, Rio menjadi satu-satunya perwakilan Asia.
Banyak orang bangga dengan prestasi pria solo yang ketampanannya satu level di bawahku ini, memang tak mudah untuk menembus F1. Kerja keras, pantang menyerah, keahlian bahkan gelontoran dana besar harus dikorbankan untuk berlaga dalam ajang jet darat tersebut. Laksana dua sisi mata uang, pujian pun beriringan dengan makian. Kata tak sedap dari sebagian masyarakat Indonesia ditujukan kepada Rio dengan dalih menghabiskan percuma dana miliaran rupiah. Cacian seolah halal untuk dilontarkan siapa saja asalkan menyangkut uang negara, padahal jika harus beradu rasa nasionalisme belum tentu mereka yang menghina lebih unggul dari pada Rio. Di tengah kesulitan dana dari pemerintah, Malaysia menawarkan untuk membiayai penuh Rio asalkan berlaga dengan membawa nama negeri jiran, tolakan tegas terucap dari mulut pria berumur 23 tahun itu, tak mau nasionalisme tergadai hanya untuk menggapai impiannya.
Hingga kini cacian untuk pria santun itu masih santer terdengar, berkutat dengan pembahasan uang yang dilegontorkan untuknya. Padahal, nominal tersebut hanya digunakan untuk pembiayaan balapan tidak termasuk akomodasi yang harus dibiayai sendiri. Jika ingin mencari orang yang dipersalahkan dari penggunaan uang negara, koruptor adalah orang tepat. Mereka memakan uang rakyat berkali-kali lipat dari jumlah yang digunakan Rio. Melenggang sebari tersenyum tak memiliki rasa bersalah, sekalipun ribuan orang bisa mati kelaparan karena prilaku korupsinya.
Berita terbaru nyaring terdengar, oknum DPR berlibur ke luar negeri dengan meminta surat sakti untuk dilayani kedutaan setempat. Ada yang salah dengan negara kita. Wakil rakyat bermental raja selalu ingin dilayani serta haus akan penghormatan, sedangkan kita bertingkah sebagai rakyat bermental instan yang tak pernah menghargai proses, maka bukan rahasia umum jika Ujian nasional menjadi ajang mencontek massal karena di negeri tercinta proses tidak menarik untuk dilihat tapi hasil bak bidadari yang selalu dicari.
Rio Haryanto sedang berproses menjadi pembalap terbaik di Formula 1, tolong hargai perjuangannya dengan cara selalu mendukung. Indonesia sedang bertransformasi menjadi negara maju, tolong jangan saling hina apalagi berlomba mencari siapa yang salah. Kita bangun bersama bangsa ini, perangi koruptor, narkoba dan apapun yang merusak bangsa.
Nusantara merdeka karena dibela bersama.
Nusantara akan maju jika kita bersatu
Janganlah mengutuk kegelapan
Mari kita menyalakan cahaya-cahaya kecil
Sekalipun kecil jika bersama akan mengubah bangsa.
Generasi ibu pertiwi tak kekurangan orang pintar nan berprestasi. Ia hanya lupa berpegangan tangan, saling membantu jika membutuhkan.
Banyak orang bangga dengan prestasi pria solo yang ketampanannya satu level di bawahku ini, memang tak mudah untuk menembus F1. Kerja keras, pantang menyerah, keahlian bahkan gelontoran dana besar harus dikorbankan untuk berlaga dalam ajang jet darat tersebut. Laksana dua sisi mata uang, pujian pun beriringan dengan makian. Kata tak sedap dari sebagian masyarakat Indonesia ditujukan kepada Rio dengan dalih menghabiskan percuma dana miliaran rupiah. Cacian seolah halal untuk dilontarkan siapa saja asalkan menyangkut uang negara, padahal jika harus beradu rasa nasionalisme belum tentu mereka yang menghina lebih unggul dari pada Rio. Di tengah kesulitan dana dari pemerintah, Malaysia menawarkan untuk membiayai penuh Rio asalkan berlaga dengan membawa nama negeri jiran, tolakan tegas terucap dari mulut pria berumur 23 tahun itu, tak mau nasionalisme tergadai hanya untuk menggapai impiannya.
Hingga kini cacian untuk pria santun itu masih santer terdengar, berkutat dengan pembahasan uang yang dilegontorkan untuknya. Padahal, nominal tersebut hanya digunakan untuk pembiayaan balapan tidak termasuk akomodasi yang harus dibiayai sendiri. Jika ingin mencari orang yang dipersalahkan dari penggunaan uang negara, koruptor adalah orang tepat. Mereka memakan uang rakyat berkali-kali lipat dari jumlah yang digunakan Rio. Melenggang sebari tersenyum tak memiliki rasa bersalah, sekalipun ribuan orang bisa mati kelaparan karena prilaku korupsinya.
Berita terbaru nyaring terdengar, oknum DPR berlibur ke luar negeri dengan meminta surat sakti untuk dilayani kedutaan setempat. Ada yang salah dengan negara kita. Wakil rakyat bermental raja selalu ingin dilayani serta haus akan penghormatan, sedangkan kita bertingkah sebagai rakyat bermental instan yang tak pernah menghargai proses, maka bukan rahasia umum jika Ujian nasional menjadi ajang mencontek massal karena di negeri tercinta proses tidak menarik untuk dilihat tapi hasil bak bidadari yang selalu dicari.
Rio Haryanto sedang berproses menjadi pembalap terbaik di Formula 1, tolong hargai perjuangannya dengan cara selalu mendukung. Indonesia sedang bertransformasi menjadi negara maju, tolong jangan saling hina apalagi berlomba mencari siapa yang salah. Kita bangun bersama bangsa ini, perangi koruptor, narkoba dan apapun yang merusak bangsa.
Nusantara merdeka karena dibela bersama.
Nusantara akan maju jika kita bersatu
Janganlah mengutuk kegelapan
Mari kita menyalakan cahaya-cahaya kecil
Sekalipun kecil jika bersama akan mengubah bangsa.
Generasi ibu pertiwi tak kekurangan orang pintar nan berprestasi. Ia hanya lupa berpegangan tangan, saling membantu jika membutuhkan.
Betuuul Gilang, Indonesia emang udah salah kaprah
ReplyDeleteMakin keren si Akang mah. :D
ReplyDeleteDari Rio sampai UN. Lengkap bin Komplit.
Sedih nggak bisa nonton Rio, padahal deru mesinnya terdengar di antara sela tidur. -,-
Untuk rio. Aku saja terkagum. Dari sekian milyar orang Di dunia dia masuk ke group F1. Keren banget.
ReplyDeleteWeeeewwww kerennn mas gilang..👍
ReplyDeleteLengkap beritanya. Hebattt.. kebayang prosesnya tuh ribet (buat emak2 mah ribet )hihihi
ReplyDeleteDari hari ke hari makin keren aja tulisan Bang Gilang ini.👍
ReplyDeleteEh btw aku asli ngakak pas bc kalimat pertama pada paragraf ke dua itu 😄😁😀
Dari hari ke hari makin keren aja tulisan Bang Gilang ini.👍
ReplyDeleteEh btw aku asli ngakak pas bc kalimat pertama pada paragraf ke dua itu 😄😁😀
Keren mas Gilang ..
ReplyDeleteAku dukung ya aa Gilang, smoga kita jga bisa brprestasi ya ^_^
ReplyDeleteTran Ran
Anda keren anak muda.. (y) :)
ReplyDeletekaayak begini nih tulisan yg enak dibaca. berbobot, padat berisi dan soal skill menulisnya, aku rasa levelnya gak jauh beda kok ama rio yg jagoo balap itu, hehe
ReplyDelete