Sekarang pukul berapa yah, ada yang tahu ? Kalau saat aku menulis sekitar pukul 7 WIB. Pernah ngga sahabat memperhatikan jam?, jangan-jangan hanya memberi perhatian ke si dia saja, jam pun perlu hatian loh.
Benda bernama jam sering kali diabaikan, padahal dia berperan penting bagi kehidupan kita. Ia akan dilihat hanya dalam keadaan darurat misalkan di saat telat melakukan sesuatu.
Contohnya nyata orang yang selalu mengabaikan jam ialah aku. Kemarin malam mengatur alarm agar bangun pukul tiga dini hari. Ada sesuatu hal yang harus aku kerjakan. Disetlah alarm. Ternyata ketika saatnya tiba, alarm ku matikan. Alasannya masih ngantuk, tetiba bangun pukul lima. Sibuk sana sibuk sini, walhasil kegiatan yang telah diagendakan terbengkalai.
Jam menunjukan sesuatu hal yang sangat terbatas bagi kita, yaitu waktu. Manusia diberikan jatah waktu merata 24 jam seluruh dunia. Tidak ada orang kaya di belahan dunia manapun, bisa beli waktu.
Beralih ke sisi lain. Ada yang perlu aku tafakuri dari benda bernama jam. Ia tak pernah lelah berdenting, menunjukan setiap detik waktu berharga bagi manusia. Tapi apa yang ia terima? Terpaan pengabaikan. Aku contoh nyatanya. Sekalipun tak diperhatikan ia terus memutari angka-angka. Tidak pernah berhenti karena merasa pekerjaan yang dilakukannya sia-sia.
Aku mulai berpikir untuk meneladani jam, menebarkan manfaat tanpa berharap pujian. Menembar kebaikan sekalipun dibalas pengabaikan bahkan cacian. Belajar dari jam yang tak lelah menunjukan waktu, sekalipun ribuan pengacuhan ia dapatkan.
Benda bernama jam sering kali diabaikan, padahal dia berperan penting bagi kehidupan kita. Ia akan dilihat hanya dalam keadaan darurat misalkan di saat telat melakukan sesuatu.
Contohnya nyata orang yang selalu mengabaikan jam ialah aku. Kemarin malam mengatur alarm agar bangun pukul tiga dini hari. Ada sesuatu hal yang harus aku kerjakan. Disetlah alarm. Ternyata ketika saatnya tiba, alarm ku matikan. Alasannya masih ngantuk, tetiba bangun pukul lima. Sibuk sana sibuk sini, walhasil kegiatan yang telah diagendakan terbengkalai.
Jam menunjukan sesuatu hal yang sangat terbatas bagi kita, yaitu waktu. Manusia diberikan jatah waktu merata 24 jam seluruh dunia. Tidak ada orang kaya di belahan dunia manapun, bisa beli waktu.
Beralih ke sisi lain. Ada yang perlu aku tafakuri dari benda bernama jam. Ia tak pernah lelah berdenting, menunjukan setiap detik waktu berharga bagi manusia. Tapi apa yang ia terima? Terpaan pengabaikan. Aku contoh nyatanya. Sekalipun tak diperhatikan ia terus memutari angka-angka. Tidak pernah berhenti karena merasa pekerjaan yang dilakukannya sia-sia.
Aku mulai berpikir untuk meneladani jam, menebarkan manfaat tanpa berharap pujian. Menembar kebaikan sekalipun dibalas pengabaikan bahkan cacian. Belajar dari jam yang tak lelah menunjukan waktu, sekalipun ribuan pengacuhan ia dapatkan.
posted from Bloggeroid
Aku perhatian sama jam kug.. Lirak-lirik apalagi mendekati waktu makan siang, hhaa
ReplyDeleteaku sering gitu juga lang
ReplyDeletesetel jam beker, matikan ketika berbunyi..
terbengkelai dah rencananya
Jangan siasiakan waktu mas gilang 😀😀 semoga bisa menjadi pelajaran besok besok nggak cuma perhatian sama si dia aja yaa 😀😊
ReplyDeleteAih keren, berapa jam aa gilang kepikiran untuk menjadikan jam sebagai filosofi hidup ya...
ReplyDeleteBagus filosofi jam, bener, menebar manfaat tanpa berharap pujian
ReplyDeleteBagus filosofi jam, bener, menebar manfaat tanpa berharap pujian
ReplyDeleteWah aku juga gitu, masang alarm jam 3, tapi malah dimatiin, haha...
ReplyDeleteSama Bang, berapapun diset tuh alarm bangunnya jam lima trus... halah kasihan jamnya dicuekin padahal sudah rela bangunin.
ReplyDeleteAlarmku banyak.:D
ReplyDeleteTahu gk kenapa jarum jam terus memutar tak henti2 ???
ReplyDeleteKarena dia mencari angka 13 gk ketemu2 ... heheee
Tahu gk kenapa jarum jam terus memutar tak henti2 ???
ReplyDeleteKarena dia mencari angka 13 gk ketemu2 ... heheee
Filosofi jam... Hmnn
ReplyDeletekeren...
Filosofi jam... Hmnn
ReplyDeletekeren...