Ini tentang aku yang tak lelah menjadi pengagum rahasiamu
Di balik kaca kusam pandangan terarah tajam
Menemukan titik fokus dari retina perempuan bermata biru
Muka sayu dengan tatapan malu-malu
masih kupandangi lewat jendela di samping pintu
Dari kaca kusam pikiran ku menerawang masa depan
Andai bisa bersanding diantara aku, kamu dan penghulu
Rasa bahagia tak lagi jadi impian semata
Sayangnya cinta hanya tumbuh 3 hari meski benihnya ku jaga selalu di hati.
Kau begitu tega memangkas benih-benih cinta,
Di saat ia mulai tumbuh menjadi bunga cantik
Bunga beragam rupa dari putih hingga jingga
Kini itu semua tak lagi ada
Berganti dengan muara luka bernama kesedihan
Selain matamu yang tak berwarna biru
Cintamu juga Palsu
Namun tiada rasa benci yang hadir untuknya
meski luka- luka yang tertinggal cukup dalam
Setidaknya bukan kematian yang memisahkan kita tapi pendirian yang berubah haluan mencari pria idaman selain aku
Diujung penantian, perempuan dengan softlens berwarna biru
Dengan seluruh luka yang kau beri, tiada benci terhadapmu
Di balik kaca kusam pandangan terarah tajam
Menemukan titik fokus dari retina perempuan bermata biru
Muka sayu dengan tatapan malu-malu
masih kupandangi lewat jendela di samping pintu
Dari kaca kusam pikiran ku menerawang masa depan
Andai bisa bersanding diantara aku, kamu dan penghulu
Rasa bahagia tak lagi jadi impian semata
Sayangnya cinta hanya tumbuh 3 hari meski benihnya ku jaga selalu di hati.
Kau begitu tega memangkas benih-benih cinta,
Di saat ia mulai tumbuh menjadi bunga cantik
Bunga beragam rupa dari putih hingga jingga
Kini itu semua tak lagi ada
Berganti dengan muara luka bernama kesedihan
Selain matamu yang tak berwarna biru
Cintamu juga Palsu
Namun tiada rasa benci yang hadir untuknya
meski luka- luka yang tertinggal cukup dalam
Setidaknya bukan kematian yang memisahkan kita tapi pendirian yang berubah haluan mencari pria idaman selain aku
Diujung penantian, perempuan dengan softlens berwarna biru
Dengan seluruh luka yang kau beri, tiada benci terhadapmu
Kang Gilang... yang sabar ya... ^___^
ReplyDeleteKang Gilang... yang sabar ya... ^___^
ReplyDeleteSelalu harus bilang..keren..untuk tulisan Gilang..
ReplyDeletesabar ya kak gilang... semoga nanti dapat wanita yang lebih indah dari wanita bermata biru itu :')
ReplyDeletenice poem kak... konotasi nya main banget :)
Pasti nanti Allah mengirimkan wanita idaman yang lain buat gilang..
ReplyDeleteHillang satu tumbuh seribu, hehehe
ReplyDeleteHillang satu tumbuh seribu, hehehe
ReplyDeleteIyalah santai aja...ngapain benci-bencian.
DeleteWah wah, ternyata birunya cinta terpalsukan.... #eh ngomong apa sih...
ReplyDeletePerempuan mah emg gitu Lang ..
ReplyDeleteHehee
Duhh kok sakit y bacanya.
ReplyDeleteDuhh kok sakit y bacanya.
ReplyDeleteSemoga perempuan bermata birunya baca tulisan mas gilang yang ini..😊
ReplyDelete