Sejak balita aku sudah menjadi pengagum perempuan, darinya belajar makan, berjalan bahkan cinta. Rahimnya tempat teraman diseluruh jagat raya, tak pernah dibenarkan jika lelaki melukai hatinya. Perempuan pertama yang terindera mata adalah Mamah, ia perempuan perkasa, membesarkan 3 orang pria dengan jerih payahnya. Tidak hanya anaknya, ia juga meninggikan derajat Ayah, penguat ketika susah.
Aku selalu ditakdirkan akrab dengan perempuan dari yang masih gadis, janda bahkan ibu-ibu beranak banyak, tentunya dalam kolidor normal tak melanggar agama. Populasi penerus hawa memang mendominasi kehidupanku, di kampus mereka adalah mayoritas karena kaum adam hanya belasan, dalam dunia kerja pun sama bahkan di grup One day one post (Komunitas menulis) emak-emak terlihat memegang peranan penting, emak, panggilan sayang dariku untuk kaum hawa yang lahir lebih dahulu.
Di grup kepenulisan bernama ODOP, aku dipertemukan dengan puluhan titisan hawa yang begitu memesona, bukan karena paras tapi semangat menulisnya luarbiasa. Sebagian orang menyebut perempuan makhluk lemah, pernyataan itu sungguh salah karena setiap titisan Hawa memiliki kekuatan unlimited. mengandung serta melahirkan bukan perkara mudah, aku saja dengan perut sedikit buncit merasa sangat tak nyaman tapi mereka sebuncit apapun tetap bahagia.
Di ODOP ada sebuah keharusan untuk menulis setiap hari, tak terbayang perjuangan emak kece untuk meluangkan waktunya di tengah aktivitas mengurus keluarga dan kerja. Aku saja yang hanya seorang pemuda dengan kegiatan tak begitu banyak terkadang keteteran dengan jadwal menulis, bahkan untuk emak Lisa dan Lia selalu hadir pertama di setiap postingan grup kepenulisan, sungguh akupun tak bisa melakukan itu. Emak duo "L" bukan sekedar hawa biasa tapi seorang pengajar pula tentu saja kegiatannya sangat padat.
Emak Dessy, hawa hebat dengan beragam aktivitas masih sangat eksis di grup dengan keahlian parenting, memanah, berkuda mungkin juga beliau bisa menyetir truk besar. Kak Zakia dan Deasy, Perempuan yang merantau di tanah melayu, tulisan keren mereka selalu menginspirasi aku apalagi anaknya kak Zakia sungguh membuatku ingin berkeluarga.
Tak tertinggal sosok emak Juni yang tak mungkin lahir di bulan desember, ia tak pernah alfa membuat presensi tentang siapa saja yang sudah menulis. Mba Denik, backpacker kece, berkeliling kota untuk kegiatasan sosial adalah hal biasa bagi dirinya.Mamah muda Vinny, seorang sarjana sastra Inggris dengan gaya khas rambut pendeknya yang unyu, ia penyuka karya Dan brown, tulisannya jangan diragukan lagi. Elsa, Kholifah dan Wiwid, Gerombolan emak yang tak kalah kece, mereka luarbiasa dalam mendidik anaknya. Bunda Maya, Dokter hewan yang menjebloskan ku ke asrama kepenulisan bernama ODOP, tak hanya expert dalam menyayangi hewan, beliau juga ahli dalam merangkai kata.
Selain emak-emak, terdapat pula penghuni ODOP dengan status gadis alias jomblo binti single. Teh Dew, Penulis muda nan berbakat yang sedang berkelana di Malaysia. Ia pernah menulis dengan pendiri Forum Lingkar Pena hingga Afifah Afra. Aku tak mengerti mengapa Teh dew bisa bahasa Sunda, Batak dan Jawa. Cas, sahabat karib Teh Dew yang juga tinggal di tanah Melayu. tulisannya selalu penuh arti, ia penyuka bahasa bahkan bahasa Spanyol sekalipun. Inet, mahasiswi unyu yang sering aku panggil "Ayunda", tulisannya selalu berwarna-warni mirip seperti Cake rainbow, aku selalu suka tulisannya seperti membaca tulisan sendiri.
April bukan sekedar nama bulan, ia penulis dengan banyak komunitas yang diikuti, sudah pasti tulisannya matang dan punya kelas tersendiri. Gadis asal kota hujan sehingga sering ku panggil gadis hujan, Syam namanya, memilih diksi terindah adalah keahliannya. Uni Fika, perempuan asal Padang yang tentunya ahli dalam membuat rendang, dia sedang sakit mari kita doakan. Miftah, Perawat kece alumni Poltekkes Semarang, membaca tulisannya seperti mengarungi kehidupan penuh makna mendalam. sosok Istriable sekali. Kak Cici dan Aira, penyuka Tere Liye, sekalipun penyuka karya yang sama pada dasarnya mereka sangat berbeda. Kak cici punya khas dengan penyampaian santai penuh makna sedangkan Aira seperti Tere Liye versi perempuan, tulisannya detail dan mendalam, goresan tinta mereka berdua salah satu favoritku. Kak Heni, generasi penerus Dewi Lestari, selain rangkaian katanya merdu, suaranya pun tak kalah indah berbalut merdunya. Ciani, Nabela, Sakifah, Nurjannah dan Annisa penulis dalam diam dengan karya luarbiasa, belum punya kesempatan mengobrol lebih lanjut dengan mereka.
Ada 2 hal yang saya suka dari seseorang perempuan, Aktif dalam berbagai aktivitas dan penyuka budaya litera (Menulis dan membaca), hampir seluruh kaum Hawa penghuni ODOP memenuhi kriteria itu, jadi menyukai mereka semua termasuk hal wajar. Teruntuk yang belum disebutkan mohon maaf karena aku hanya manusia yang tak lepas dari kata lupa, mungkin akan butuh kenalan lebih dalam dengan teman-teman lagi.
"Kemajuan suatu bangsa ada di tangan perempuan, karena ia sekolah pertama bagi generasi penerus negeri"
Aku selalu ditakdirkan akrab dengan perempuan dari yang masih gadis, janda bahkan ibu-ibu beranak banyak, tentunya dalam kolidor normal tak melanggar agama. Populasi penerus hawa memang mendominasi kehidupanku, di kampus mereka adalah mayoritas karena kaum adam hanya belasan, dalam dunia kerja pun sama bahkan di grup One day one post (Komunitas menulis) emak-emak terlihat memegang peranan penting, emak, panggilan sayang dariku untuk kaum hawa yang lahir lebih dahulu.
Di grup kepenulisan bernama ODOP, aku dipertemukan dengan puluhan titisan hawa yang begitu memesona, bukan karena paras tapi semangat menulisnya luarbiasa. Sebagian orang menyebut perempuan makhluk lemah, pernyataan itu sungguh salah karena setiap titisan Hawa memiliki kekuatan unlimited. mengandung serta melahirkan bukan perkara mudah, aku saja dengan perut sedikit buncit merasa sangat tak nyaman tapi mereka sebuncit apapun tetap bahagia.
Di ODOP ada sebuah keharusan untuk menulis setiap hari, tak terbayang perjuangan emak kece untuk meluangkan waktunya di tengah aktivitas mengurus keluarga dan kerja. Aku saja yang hanya seorang pemuda dengan kegiatan tak begitu banyak terkadang keteteran dengan jadwal menulis, bahkan untuk emak Lisa dan Lia selalu hadir pertama di setiap postingan grup kepenulisan, sungguh akupun tak bisa melakukan itu. Emak duo "L" bukan sekedar hawa biasa tapi seorang pengajar pula tentu saja kegiatannya sangat padat.
Emak Dessy, hawa hebat dengan beragam aktivitas masih sangat eksis di grup dengan keahlian parenting, memanah, berkuda mungkin juga beliau bisa menyetir truk besar. Kak Zakia dan Deasy, Perempuan yang merantau di tanah melayu, tulisan keren mereka selalu menginspirasi aku apalagi anaknya kak Zakia sungguh membuatku ingin berkeluarga.
Tak tertinggal sosok emak Juni yang tak mungkin lahir di bulan desember, ia tak pernah alfa membuat presensi tentang siapa saja yang sudah menulis. Mba Denik, backpacker kece, berkeliling kota untuk kegiatasan sosial adalah hal biasa bagi dirinya.Mamah muda Vinny, seorang sarjana sastra Inggris dengan gaya khas rambut pendeknya yang unyu, ia penyuka karya Dan brown, tulisannya jangan diragukan lagi. Elsa, Kholifah dan Wiwid, Gerombolan emak yang tak kalah kece, mereka luarbiasa dalam mendidik anaknya. Bunda Maya, Dokter hewan yang menjebloskan ku ke asrama kepenulisan bernama ODOP, tak hanya expert dalam menyayangi hewan, beliau juga ahli dalam merangkai kata.
Selain emak-emak, terdapat pula penghuni ODOP dengan status gadis alias jomblo binti single. Teh Dew, Penulis muda nan berbakat yang sedang berkelana di Malaysia. Ia pernah menulis dengan pendiri Forum Lingkar Pena hingga Afifah Afra. Aku tak mengerti mengapa Teh dew bisa bahasa Sunda, Batak dan Jawa. Cas, sahabat karib Teh Dew yang juga tinggal di tanah Melayu. tulisannya selalu penuh arti, ia penyuka bahasa bahkan bahasa Spanyol sekalipun. Inet, mahasiswi unyu yang sering aku panggil "Ayunda", tulisannya selalu berwarna-warni mirip seperti Cake rainbow, aku selalu suka tulisannya seperti membaca tulisan sendiri.
April bukan sekedar nama bulan, ia penulis dengan banyak komunitas yang diikuti, sudah pasti tulisannya matang dan punya kelas tersendiri. Gadis asal kota hujan sehingga sering ku panggil gadis hujan, Syam namanya, memilih diksi terindah adalah keahliannya. Uni Fika, perempuan asal Padang yang tentunya ahli dalam membuat rendang, dia sedang sakit mari kita doakan. Miftah, Perawat kece alumni Poltekkes Semarang, membaca tulisannya seperti mengarungi kehidupan penuh makna mendalam. sosok Istriable sekali. Kak Cici dan Aira, penyuka Tere Liye, sekalipun penyuka karya yang sama pada dasarnya mereka sangat berbeda. Kak cici punya khas dengan penyampaian santai penuh makna sedangkan Aira seperti Tere Liye versi perempuan, tulisannya detail dan mendalam, goresan tinta mereka berdua salah satu favoritku. Kak Heni, generasi penerus Dewi Lestari, selain rangkaian katanya merdu, suaranya pun tak kalah indah berbalut merdunya. Ciani, Nabela, Sakifah, Nurjannah dan Annisa penulis dalam diam dengan karya luarbiasa, belum punya kesempatan mengobrol lebih lanjut dengan mereka.
Ada 2 hal yang saya suka dari seseorang perempuan, Aktif dalam berbagai aktivitas dan penyuka budaya litera (Menulis dan membaca), hampir seluruh kaum Hawa penghuni ODOP memenuhi kriteria itu, jadi menyukai mereka semua termasuk hal wajar. Teruntuk yang belum disebutkan mohon maaf karena aku hanya manusia yang tak lepas dari kata lupa, mungkin akan butuh kenalan lebih dalam dengan teman-teman lagi.
"Kemajuan suatu bangsa ada di tangan perempuan, karena ia sekolah pertama bagi generasi penerus negeri"
Makasih abang Gilang yg kece... suka sama tulisanmu yg ini.
ReplyDeletesy suka sy suka..namaku disebut...hehehe
ReplyDeletesy suka sy suka..namaku disebut...hehehe
ReplyDeleteyuhuuu... gilaaang... thank's yaaa...
ReplyDelete#emak yg ini jadi semangat deh ;)
Koq namaku g disebut... (Ops lupa, sy kan bukan cwek, atw emak2).. He...
ReplyDeleteMantap, bisa taw hmpir semua nama2nya diats, bener2 pengagung perempuan... Salut
Jgn salah bang, bisa aja besok penulis bikin titisan para adam :D
Deletewahh,,like banget postingan kali ini, gak kalah kece sama tulisan2 sebelumnya^^
ReplyDeletescara tdk langsung, aku jadi lbh tahu tentang teman2 odop khusus.y titisan hawa yg dideskripsikan dsni (maklum, aku jarang ikutan nimbrung di grub,hehe)
btw, aku tere liye versi perempuann??okee,,Moga aja bisa menulissekeren tere liye:D
Asyiiik...meskipun namaku gak disebut...hehe
DeleteMbaa Denik ketahuan dong ga baca detail. Ada kok mba. Hehe
DeleteHahaha...sambil ngantuuukk...pas namaku gak keliatan. Tapi nama yang lain aku lihat..hehe
DeleteCakeep. Hari ini bang gilang menyenangkan banyak orang :D semoga harimu bahagia bang !!
ReplyDeletePerasaan gue masih single binti gadis deh..😅😅😅#semoga jadi doa cepet jadi emak2.. aamiin.. #wait.. ada lia lain gak diantara kita??😁
ReplyDeleteKirain mba sudah punya suami. Hahaha. Semoga jadi doa
DeleteMembaca tulisan bang Gilang, aku juga kek baca tulisan sendiri. Jangan-jangan tulisan kita tertukar bang? #peace :D
ReplyDeleteAsyik asyik...
ReplyDeleteEhm, tak apa deh... tak masuk list nama... Hihihii
ReplyDeleteMungkin memang belum kenal, :D
Kata om Kasino "gile lu Ndro"
ReplyDeleteKerennn
aku saja dengan perut sedikit buncit merasa sangat tak nyaman tapi mereka sebuncit apapun tetap bahagia.
ReplyDeletebikin ketawa.
thanks sudah di sebut..
Awhi hi hi muantappp sekali nih artikelnya.
ReplyDeleteYa Allah, Lang.
ReplyDeleteIni aku harus terharu atau apa?
Gak nyangka kamu detail banget nyebutin kaum hawa di odop one by one.
War biasaaah
iyaa.. terharu. keren agil
ReplyDeleteWaaah ceritain emak-emak di grup yee :D
ReplyDeleteSaya jarang ngongol nih, ga aktif :p
Perdana ke sini :D
Blognya bagus mas.
Salam ODOP Batch 2 :D
Terharu aa
ReplyDeletewihihih,, ceritanya ttg perempuan mulu nih aa Gilang :D
ReplyDeleteWah bener2 pengingat yg baik Bang Gilang ini.
ReplyDeleteLike this post so much 😊
Kok kamu tau aku punya cita-cita bisa nyupir truk..? Kamu dukun yaa... :D Itu keceh badai kaan.. helikopter dan truk hahahaha..
ReplyDeleteGilaaaang... kereeenn.. tulisannya berkembang semakin cetar gemilang.. lanjutkan..!