Assalamu'alaikum pembaca yang budiman, budiman di sini bukan seseorang bernama Budi yang digigit oleh cecunguk super, kemudian ia menjadi sosok super hero dengan kekuatan cecunguknya. Pada tulisan kali ini aku tidak akan membahas cecunguk karena merasa trauma pernah dinodai olehnya. Dulu ketika tertidur, cecunguk itu lancang sekali naik ke wajahku sebari mengeluarkan cairan berbau tak sedap. Sejak itu aku merasa sudah tak suci, setelahnya berusaha mandi tapi bau tak sedap tetap bertahan lama.
Dua hari lalu, aku mencoba menantang diri sendiri untuk membuat tulisan yang sedikit berbeda karena biasanya selalu membahas tentang cinta dan kejombloan, namun bukan berarti berhenti dari tema cinta hanya mencari nuansa berbeda. Tak mungkin aku berhenti menulis tentang cinta, sesungguhnya aku pun terlahir dari cinta sekalipun belum menemukan sosok si dia (Kembali ke habitat kegalauan).
Di tengah aktivitas Blog walking, tetiba merasa sangat tertampar setelah membaca postingan "Cas" berjudul "Tulisanku dan catatan Raqib Atid". Berikut kutipannya yang membuatku tersadar
"Semenjak gabung bersama ODOP saya langsung berfikir. Jika dalam satu minggu kita menulis 5 buah tulisan, maka dengan istiqomah dalam satu tahun saja bisa menjadi 2 jilid buku atau lebih. Namun yang jadi permasalahannya kemudian adalah pernahkah kita berfikir ketika kita menulis, malaikat Raqib dan Atid juga ikut menulis? apakah tulisan kita mengajak kebaikan atau mengajak pada yang buruk. Bayangkan saja bagaimana jika 2 jilid buku yang kita tulis itu menjadi 2 jilid catatan amal yang menghantarkan kita ke tepian nerakaNya ?"
Catatan ringkas dengan daya tusuk ekstra, menikam uluh hatiku. Semenit aku merenung, ditengah ribuan kebaikan ada sesuatu yang harus diwaspadai dari menulis. Kita dapat menyebarkan kedengkian, kemusyrikan serta perbuatan lainnya yang berperan sebagai kendaraan jemputan ke neraka. Naudzubillahimindzalik. Tentunya laksana pisau dengan kedua sisi, menulis juga dapat mengantarkan kita menuju ridha Allah dengan cara menyebarkan kebaikan serta berbagai pengetahuan.
Bermodal ilmu dari perantara tulisan "Cas" Akhirnya ku memutuskan untuk menulis cerita mini dengan tema keagamaan. Awalnya sedikit susah mencari ide, wong biasanya menulis ngasal dengan berbagai kegalauan nyaris tanpa amanat. Taraaa, setelah merenung beberapa jam akhirnya tulisan berjudul "Menjelang Kematian" lahir ke dunia, meskipun dengan fisik jauh dari ideal karena "Dia" lahir dari seseorang yang masih terbatas dalam ilmu agama. Berusaha belajar menyematkan amanat nan bermanfaat dalam setiap tulisan.
Hampir sebulan aku bergabung di komunitas menulis One day one post, banyak sekali pelajaran yang dapat dijadikan modal untuk ajang perbaikan diri. Terimakasih tak terhingga untuk Allah yang telah menakdirkan ku untuk bertemu sahabat-sahabat hebat. Ilmu yang saya dapat di ODOP sungguh tak ternilai nominal angka. Semoga menulis menjadi ladang amal bagi kita semua. Sebulan penuh kesan bersama kalian.
"Perbaikan paling baik ketika menyadari kesalahan, lalu berusaha melakukan perbaikan"
Dua hari lalu, aku mencoba menantang diri sendiri untuk membuat tulisan yang sedikit berbeda karena biasanya selalu membahas tentang cinta dan kejombloan, namun bukan berarti berhenti dari tema cinta hanya mencari nuansa berbeda. Tak mungkin aku berhenti menulis tentang cinta, sesungguhnya aku pun terlahir dari cinta sekalipun belum menemukan sosok si dia (Kembali ke habitat kegalauan).
Di tengah aktivitas Blog walking, tetiba merasa sangat tertampar setelah membaca postingan "Cas" berjudul "Tulisanku dan catatan Raqib Atid". Berikut kutipannya yang membuatku tersadar
"Semenjak gabung bersama ODOP saya langsung berfikir. Jika dalam satu minggu kita menulis 5 buah tulisan, maka dengan istiqomah dalam satu tahun saja bisa menjadi 2 jilid buku atau lebih. Namun yang jadi permasalahannya kemudian adalah pernahkah kita berfikir ketika kita menulis, malaikat Raqib dan Atid juga ikut menulis? apakah tulisan kita mengajak kebaikan atau mengajak pada yang buruk. Bayangkan saja bagaimana jika 2 jilid buku yang kita tulis itu menjadi 2 jilid catatan amal yang menghantarkan kita ke tepian nerakaNya ?"
Catatan ringkas dengan daya tusuk ekstra, menikam uluh hatiku. Semenit aku merenung, ditengah ribuan kebaikan ada sesuatu yang harus diwaspadai dari menulis. Kita dapat menyebarkan kedengkian, kemusyrikan serta perbuatan lainnya yang berperan sebagai kendaraan jemputan ke neraka. Naudzubillahimindzalik. Tentunya laksana pisau dengan kedua sisi, menulis juga dapat mengantarkan kita menuju ridha Allah dengan cara menyebarkan kebaikan serta berbagai pengetahuan.
Bermodal ilmu dari perantara tulisan "Cas" Akhirnya ku memutuskan untuk menulis cerita mini dengan tema keagamaan. Awalnya sedikit susah mencari ide, wong biasanya menulis ngasal dengan berbagai kegalauan nyaris tanpa amanat. Taraaa, setelah merenung beberapa jam akhirnya tulisan berjudul "Menjelang Kematian" lahir ke dunia, meskipun dengan fisik jauh dari ideal karena "Dia" lahir dari seseorang yang masih terbatas dalam ilmu agama. Berusaha belajar menyematkan amanat nan bermanfaat dalam setiap tulisan.
Hampir sebulan aku bergabung di komunitas menulis One day one post, banyak sekali pelajaran yang dapat dijadikan modal untuk ajang perbaikan diri. Terimakasih tak terhingga untuk Allah yang telah menakdirkan ku untuk bertemu sahabat-sahabat hebat. Ilmu yang saya dapat di ODOP sungguh tak ternilai nominal angka. Semoga menulis menjadi ladang amal bagi kita semua. Sebulan penuh kesan bersama kalian.
"Perbaikan paling baik ketika menyadari kesalahan, lalu berusaha melakukan perbaikan"
Yap, benar, sebulan penuh kesan, banyak dapt ilmu,
ReplyDeleteYap, benar, sebulan penuh kesan, banyak dapt ilmu,
ReplyDeleteSebulan bersamamu... (ODOP) 😊
ReplyDeleteSungguh sebulan yang penuh kebaikan, & kebermanfaatan
Dulu saya jarang menulis dengan alasan kurang waktu, karena sibuk. Sekarang bersama ODOP, selalu tersedia waktu untuk menulis.
ReplyDeleteBulan Maret ini saja, sudah 24 judul. Menulis Setiap Hari. Termasuk Sabtu Minggu. Joss
Toppp
ReplyDeleteToppp
ReplyDeletebenar banyak ilmu. yang di dapat
ReplyDeletedan tentunya pertemanan yang terjalin, meski belum pernah berjumpa sama sekali
Betul bangettt....
ReplyDeletepatut direnungkan apakah tulisan kita sudah termasuk mengandung kebaikan atw mungkin malah sebaliknya??"
thanks, ,tulisan ini mnjadi pengingatt^^
Eemmm... Iya2... Nulis pun punya syarat Dan ketentuan yang berlaku.
ReplyDeleteThanks bang gilang.
Mantap bang. Terus berbenah, menandakan (semoga) yg belum dipertemukan juga sedang berbenah O:-)
ReplyDeleteSetujuuuu...
ReplyDeleteBravo Gilang... go.. go.. go..
ReplyDeleteLepaskan kegalauanmu.. :D
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteWalaikumsalam.
ReplyDeleteBenar itu, Kang.
Tulisan yang bagus mungkin banyak, tapi tidak semuanya membawa kebaikan.
Semoga menulis bisa menjadi ladang pahala bagi kita. ^^
Tolong ingatkan jika suatu saat tulisan saya tidak baik. ;)
Aku terharu, sungguh membuatku terharu Bang #hiks...
ReplyDeleteEhm, mari bersama munasabah diri...
ReplyDeleteMariiiii terusss nyebar kebaikannn... walau sekecil bulir padi di lautan eh.. padi bukannya di darat yakk
ReplyDeleteinspiratif sekali :)
ReplyDeleteTulisan mbak Cas juga telah menamparku bang... serius.
ReplyDeleteTulisan mbak Cas juga telah menamparku bang... serius.
ReplyDeleteiya bang, tulisanmu, harimaumu,, kadang2 juga kepikiran kya gitu. stuju banget sma tlisan nya mba cas juga tadii..
ReplyDeleteAlaa kulli haaal .. like bang
Tulisan mbk Caz membuatku mbrebes mili
ReplyDeletekeren bang.. menyadarkan.. betapa semua akan menjadi jejak.. jejak kebaikan kah atau keburukan kah... semoga kita semua dalam jejak kebaikan...
ReplyDelete