Seringku merasakan rindu, rindu yang begitu dalam meski selalu disampaikan dalam doa dan diam.
Bandung, kala itu begitu sendu. Ditinggalkan gadis tercantiknya, kenapa kau harus pergi dari kota ini ? bukankah Bandung salah satu kota terbaik di dunia, tempat aku dan kamu saling jatuh cinta. Adakah tempat lain disana yang lebih indah sehingga kau harus pergi meninggalkan ku sendiri dalam sepi.
Tegakah kau melihatku merenung di taman jomblo, duduk meratapi kesendirian sebari numpang wifi gratisan, uangku habis untuk membeli tisu guna menyeka air mata atas kepergianmu.
sumber : yukpiknik.com
Rindu sedikit terobati. ketika kesekian kali, aku melihat media sosialmu lagi, sekalipun harus ku mengerti semenjak engkau pergi media sosialmu tak update lagi. Hanya tersisa kenangan kita di dunia maya, foto pertama kali bertemu abadi disana. hijabmu yang ungu, sulit hilang dari pikiranku. ungu, warna yang pertama kali ku lihat, tak hanya hijabmu, sepatumu pun berwarna sama. Dulu sempat ku kira kau salah satu fans band dengan vokalis bernama pasha yang sekarang sudah jadi wakil walikota. Saat itu aku melihatmu seperti gadis kecil yang lucu dengan hal-hal berbau ungu
Sumber : caraberhijab.net
ITB tak hanya melahirkan Kang Emil, Habibie dan Sang proklamator Soekarno, kampus berlogo Ganesha juga melahirkan cinta kita. Pertama kali bertemu di acara terbesar kampus itu, acara seni yang menampilkan Seniman-seniman berbakat. Seolah tak mau kalah hujan pun tampil hebat diiringi dengan tetesan lebat. Ditengah kegagahan hujan, aku melihatmu sendirian yang sedang kepayahan melawan air yang diturunkan Tuhan. Ku hampiri engkau, ku tawarkan diri untuk melindungi dengan payung yang senada dengan hijab ungumu.
Saat itu aku iri dengan hujan yang lebih dulu berkenalan dengan kulitmu, sedangkan aku berjabat tangan pun tak mampu. engkau menjaga diri dengan kehormatan tinggi, tak dibiarkan lelaki sembarangan mendekati. Lama kita tak saling berbicara sekalipun kau sudah menerima tawaran dalam satu payung bersama, setelah menepi, engkau sibuk sendiri dengan HP yang tak kunjung menyala. " Mungkin hujan telah merusaknya, ini HPku siapa tahu kamu perlu " seruku diakhir senyuman tapi lebih tepatnya kekaguman. Senyumanku engkau tukar dengan tanya yang menanyakan nama. Aku Gilang. Setelah mendengar jawabanku engkau pergi diakhiri salam. Berselang beberapa hari, HP berbunyi ada pesan masuk dari gadis yang sempat menanyakan namaku.
FMIPA ITB kini terlihat sepi, setidaknya bagi aku yang lebih sering merenung sendiri. Aku jatuh cinta kepada gedung FMIPA, juga jatuh cinta kepada salah satu mahasiswanya. Iya, kamu yang duduk baris pertama samping jendela. Saat ini aku lebih suka menatap gedung itu dari jauh, terlalu banyak kenangan disana. Seketika teringat tawa, ketika engaku menjelaskan bahwa 1+ 1 sebenarnya bukan 2. Kau menekuk bibir saat ku menertawai teori yang engkau yakini.
Sumber : Itb.ac.id
Tawa yang dulu ada, kini hanya kenangan di kepala. Gadis ungu tercinta sudah berjauhan raga. Dalam kecewa aku selalu berkata " Kenapa kau meninggalkan Bandung beserta kenangan yang terajut di dalamnya. Setelah 6 bulan kau pergi, perlahan ku yakini, kau tidak hanya meninggalkan aku, kau tidak hanya meninggalkan keluargamu, kau juga tidak hanya meninggalkan ITB dan Bandung yang menjadi saksi bagaimana kita jatuh cinta. Kau juga meninggalkan dunia, menyisakan aku yang merindumu. Lewat doa aku sampaikan cinta dan berharap ketika aku di surga akan ku minta bidadarinya hanya kamu saja.
Bandung, kala itu begitu sendu. Ditinggalkan gadis tercantiknya, kenapa kau harus pergi dari kota ini ? bukankah Bandung salah satu kota terbaik di dunia, tempat aku dan kamu saling jatuh cinta. Adakah tempat lain disana yang lebih indah sehingga kau harus pergi meninggalkan ku sendiri dalam sepi.
Tegakah kau melihatku merenung di taman jomblo, duduk meratapi kesendirian sebari numpang wifi gratisan, uangku habis untuk membeli tisu guna menyeka air mata atas kepergianmu.
sumber : yukpiknik.com
Rindu sedikit terobati. ketika kesekian kali, aku melihat media sosialmu lagi, sekalipun harus ku mengerti semenjak engkau pergi media sosialmu tak update lagi. Hanya tersisa kenangan kita di dunia maya, foto pertama kali bertemu abadi disana. hijabmu yang ungu, sulit hilang dari pikiranku. ungu, warna yang pertama kali ku lihat, tak hanya hijabmu, sepatumu pun berwarna sama. Dulu sempat ku kira kau salah satu fans band dengan vokalis bernama pasha yang sekarang sudah jadi wakil walikota. Saat itu aku melihatmu seperti gadis kecil yang lucu dengan hal-hal berbau ungu
Sumber : caraberhijab.net
ITB tak hanya melahirkan Kang Emil, Habibie dan Sang proklamator Soekarno, kampus berlogo Ganesha juga melahirkan cinta kita. Pertama kali bertemu di acara terbesar kampus itu, acara seni yang menampilkan Seniman-seniman berbakat. Seolah tak mau kalah hujan pun tampil hebat diiringi dengan tetesan lebat. Ditengah kegagahan hujan, aku melihatmu sendirian yang sedang kepayahan melawan air yang diturunkan Tuhan. Ku hampiri engkau, ku tawarkan diri untuk melindungi dengan payung yang senada dengan hijab ungumu.
Saat itu aku iri dengan hujan yang lebih dulu berkenalan dengan kulitmu, sedangkan aku berjabat tangan pun tak mampu. engkau menjaga diri dengan kehormatan tinggi, tak dibiarkan lelaki sembarangan mendekati. Lama kita tak saling berbicara sekalipun kau sudah menerima tawaran dalam satu payung bersama, setelah menepi, engkau sibuk sendiri dengan HP yang tak kunjung menyala. " Mungkin hujan telah merusaknya, ini HPku siapa tahu kamu perlu " seruku diakhir senyuman tapi lebih tepatnya kekaguman. Senyumanku engkau tukar dengan tanya yang menanyakan nama. Aku Gilang. Setelah mendengar jawabanku engkau pergi diakhiri salam. Berselang beberapa hari, HP berbunyi ada pesan masuk dari gadis yang sempat menanyakan namaku.
FMIPA ITB kini terlihat sepi, setidaknya bagi aku yang lebih sering merenung sendiri. Aku jatuh cinta kepada gedung FMIPA, juga jatuh cinta kepada salah satu mahasiswanya. Iya, kamu yang duduk baris pertama samping jendela. Saat ini aku lebih suka menatap gedung itu dari jauh, terlalu banyak kenangan disana. Seketika teringat tawa, ketika engaku menjelaskan bahwa 1+ 1 sebenarnya bukan 2. Kau menekuk bibir saat ku menertawai teori yang engkau yakini.
Sumber : Itb.ac.id
Tawa yang dulu ada, kini hanya kenangan di kepala. Gadis ungu tercinta sudah berjauhan raga. Dalam kecewa aku selalu berkata " Kenapa kau meninggalkan Bandung beserta kenangan yang terajut di dalamnya. Setelah 6 bulan kau pergi, perlahan ku yakini, kau tidak hanya meninggalkan aku, kau tidak hanya meninggalkan keluargamu, kau juga tidak hanya meninggalkan ITB dan Bandung yang menjadi saksi bagaimana kita jatuh cinta. Kau juga meninggalkan dunia, menyisakan aku yang merindumu. Lewat doa aku sampaikan cinta dan berharap ketika aku di surga akan ku minta bidadarinya hanya kamu saja.
kisah nyata???
ReplyDeletekisah nyata???
ReplyDelete30 % nyata hehehe
DeleteBandung, salah 1 kota terbaik..
ReplyDelete*belum pernah ke sana..:)
Kesini dong mbaa
DeleteBandung, salah 1 kota terbaik..
ReplyDelete*belum pernah ke sana..:)
Baper a gilang.. mungkin karena ada ungu ungu nya ahaha
ReplyDeleteBesok wanita pinky yah, gilang. :D
ReplyDeleteKarena setiap kota yg kita kunjungi atau mungkin tempat kita menetap selalu saja menyuguhi berbagai cerita juga meninggalkan jejak kenangan tak terlupakan...tiba2 mau ke bandung, hehe
ReplyDeleteTersentuh...
ReplyDeleteKeren bang gilang..
Banyaknya mantan si gilang nih.. sampai tak habis kata menuliskannya.. :D #tetepmantantemanya :P
ReplyDeleteIstri saya sering ngajak ke Bandung.. Cuma saya belum sempat saja.. Semoga kelak bisa kesana, mau nyari gadis ungu.. Hehe
ReplyDeletebaca di awal fikirnya kisah
ReplyDeletenyata...
Pas di akhir cerita...
Jadi ragu
Pengen ke bandung
ReplyDeletePengen ke bandung
ReplyDeletebandung dan gadis ungu ?
ReplyDeletemengapa hujan juga dihadirkan disana ?
aku jadi cemburu
bandung dan gadis ungu ?
ReplyDeletemengapa hujan juga dihadirkan disana ?
aku jadi cemburu
Perkenalkan aku si gadis merah muda ^_^
ReplyDeleteHahahahaha ...
Aaaa nyesek gila.. kapan ya bisa ke Bandung. Banyak temen sebenarnya disana cuman belum ada kesempatan pergi.
ReplyDelete*dibaca saat antre di kantor pos
Aaaa nyesek gila.. kapan ya bisa ke Bandung. Banyak temen sebenarnya disana cuman belum ada kesempatan pergi.
ReplyDelete*dibaca saat antre di kantor pos
Cepat2lah nyusul...
ReplyDeleteSi gadis ungu lagi nunggu di pintu Neraka... Ops salah.. Di pintu Surga... He..
***
Abdur-rahiem.blogspot.com
Gadis Ungu & ITB :D I know, I know.. :D
ReplyDeleteNiceeeee
ReplyDeleteTumben tulisannya sedih gini?:D
ReplyDeletePengin ke bandung...tp ceritanya sad ending
ReplyDeletepesona si gadis ungu...
ReplyDeleteSaat itu aku iri dengan hujan yang lebih dulu berkenalan dengan kulitmu, sedangkan aku berjabat tangan pun tak mampu.
ReplyDeleteKapan kapan saya pinjem ya bang...
ahhh ceritanya sweet bang gilang...
ReplyDeleteDuh, saya merinding bacanya. :D
ReplyDeleteDari dulu pengen ke Bandung, tapi belum kesampaian juga. >_<