Hari sabtu telah tiba saatnya berwisata, pikirku yang sedang duduk sebari menyeduh kopi. Sabtu dan minggu adalah surga kecil yang Tuhan titipkan kepadaku. Jika senin hingga jumat bejibun kegiatan yang menguras tenaga maka sabtu dan minggu saatnya melonggarkan mur dikepala.
Namun impian tak selalu jadi nyata, Tugas negara tiba-tiba datang tanpa diundang, mengawal orang paling penting di dunia dalam versi keluargaku. Beliau bagai bidadari selain cantik, perintahnya tak bisa ditolak bahkan oleh Ayah. Mamah memintaku untuk menjadi pengawal pribadinya sekaligus sang juru kemudi. Awalnya aku tak mau tapi setelah mempertimbangkan kisah malin kundang yang dikutuk jadi batu akhirnya bersedia. Aku tak pernah mau dikutuk jadi batu apalagi jadi batu akik, ngeri.
Segalak-galaknya Mamah, beliau tak melontarkan sumpah serapah. Pernah suatu hari Mamah marah karena aku menggunting pakaiannya untuk bahan prakarya, Mamah marah sekali, akhirnya kata kutukan terlompar, aku takut di kutuk jadi batu.
" Gilang, ini baju kesayangan Mamah. Kamu tega mengguntingnya. Baju ini belum lunas masih cicilan 2 bulan lagi. Kamu, mamah kutuk jadi Afgan "
" mah, kok aku dikutuk jadi Afgan ? tidak jadi batu gitu seperti cerita zaman dulu "
" Kalau kamu dikutuk jadi batu, Mamah rugi dong. Kamu disekolahkan itu mahal belum lagi ngasih makan, kamu makannya kan 5 kali sehari. Kalau kamu jadi Afgan setidaknya kamu terkenal dan menghasilkan uang banyak, uangnya untuk siapa ? Kan untuk mamah juga. Kalau mau mengutuk anak harus pakai prinsip ekonomi dong.
Aku akhirnya gembira mendapatkan kutukan yang menyenangkan. Kalau aku jadi Afgan, duet dengan Raisa dan Isyana akan jadi nyata.
Kutukan indah dari Mamah tak kunjung datang, akhirnya harus kecewa tak kunjung jadi Afgan, ternyata kutukan dari mamah tidak manjur karena ada unsur materialistis di dalamnya.
Aku menulis ini di pangkalan ojeg sebari menunggu mamah yang telah 30 menit berjibaku dengan puluhan Ibu-ibu untuk berburu diskon.
Apakah Mamah akan pulang dengan kemenangan atau cemberut karena tak kebagian diskon. Tunggu kisahnya di episode selanjutnya, eh bentar sebelum ditutup, Aku lihat gadis cantik yang mirip Mawar teman SDku dulu. Tutup dulu yah ? Aku mau menghampiri dia.
See you next post.
Namun impian tak selalu jadi nyata, Tugas negara tiba-tiba datang tanpa diundang, mengawal orang paling penting di dunia dalam versi keluargaku. Beliau bagai bidadari selain cantik, perintahnya tak bisa ditolak bahkan oleh Ayah. Mamah memintaku untuk menjadi pengawal pribadinya sekaligus sang juru kemudi. Awalnya aku tak mau tapi setelah mempertimbangkan kisah malin kundang yang dikutuk jadi batu akhirnya bersedia. Aku tak pernah mau dikutuk jadi batu apalagi jadi batu akik, ngeri.
Segalak-galaknya Mamah, beliau tak melontarkan sumpah serapah. Pernah suatu hari Mamah marah karena aku menggunting pakaiannya untuk bahan prakarya, Mamah marah sekali, akhirnya kata kutukan terlompar, aku takut di kutuk jadi batu.
" Gilang, ini baju kesayangan Mamah. Kamu tega mengguntingnya. Baju ini belum lunas masih cicilan 2 bulan lagi. Kamu, mamah kutuk jadi Afgan "
" mah, kok aku dikutuk jadi Afgan ? tidak jadi batu gitu seperti cerita zaman dulu "
" Kalau kamu dikutuk jadi batu, Mamah rugi dong. Kamu disekolahkan itu mahal belum lagi ngasih makan, kamu makannya kan 5 kali sehari. Kalau kamu jadi Afgan setidaknya kamu terkenal dan menghasilkan uang banyak, uangnya untuk siapa ? Kan untuk mamah juga. Kalau mau mengutuk anak harus pakai prinsip ekonomi dong.
Aku akhirnya gembira mendapatkan kutukan yang menyenangkan. Kalau aku jadi Afgan, duet dengan Raisa dan Isyana akan jadi nyata.
Kutukan indah dari Mamah tak kunjung datang, akhirnya harus kecewa tak kunjung jadi Afgan, ternyata kutukan dari mamah tidak manjur karena ada unsur materialistis di dalamnya.
Aku menulis ini di pangkalan ojeg sebari menunggu mamah yang telah 30 menit berjibaku dengan puluhan Ibu-ibu untuk berburu diskon.
Apakah Mamah akan pulang dengan kemenangan atau cemberut karena tak kebagian diskon. Tunggu kisahnya di episode selanjutnya, eh bentar sebelum ditutup, Aku lihat gadis cantik yang mirip Mawar teman SDku dulu. Tutup dulu yah ? Aku mau menghampiri dia.
See you next post.
posted from Bloggeroid
Oh My Allah. Baru ini buka blog-nya gilang via PC. Background-nya warna pink. Wkakakaka.
ReplyDeleteTrus, Si Mawar gmn, Lang? #Eh
Wahh mamanya gokil:D
ReplyDeleteSemoga mamanya kebagian diskon, hehe
Ditunggu kisah selanjutnya^^
wkwkwkwkwkwk...gilaaanngg..kocak deh
ReplyDeletewkwkwkwkwkwk...gilaaanngg..kocak deh
ReplyDeleteKakakakkkkk,,, dikutuk jadi batu akik, digosok2 terus, bisa lecet gilang,,,, :D
ReplyDeletebidadari terindah yg pernah dihadirkan Tuhan
ReplyDeleteIBU
Dikutuk jadi afgan haha
ReplyDeleteAlhamdulillah kutukannya gk jdi kenyataan, klo jadi kenyataan bakal naksir aku sama kamu Lang.
ReplyDeleteWkwkwk
Alhamdulillah kutukannya gk jdi kenyataan, klo jadi kenyataan bakal naksir aku sama kamu Lang.
ReplyDeleteWkwkwk
Hahah Nggk mnjadi kutukan nya kan lang
ReplyDeleteHahah Nggk mnjadi kutukan nya kan lang
ReplyDeletePantas kalo si gilang kocak, lah, si mamah juga kocak habis...
ReplyDeleteLucuuu gilaaang.. like this.. =D