"ken, ken, bangun
udah jam 4 nih".
teriak mamah dengan
nada kaya orang yang kebakaran rumah. membuyarkan mimpi aku yang sedang
menunggangi ular naga di hutan amazon.
" ada apa mah, sekarang kan bukan bulan
puasa, jadi ga usah sahur ".
" hari ini, hari pertama kamu sekolah jadi jangan nyampe
telat ".
" tapi ga usah jam 4 subuh juga mah
" memasang muka memelas kaya ibu-ibu yang kehabisan stock beras.
" jangan bantah,
cepet mandi".
perintah mamah seperti
perintah jenderal bintang lima yang harus dipatuhi tanpa bantah, jika tak mau
uang jajan musnah. mamah, satu-satunya jenderal yang pake daster.
Hari ini adalah hari pertama aku sekolah di SD, tepatnya
di SDN 3 Cikalongwetan yang jaraknya cuma 50 meter dari rumah tapi kenapa mamah
harus nyuruh bangun jam 4 subuh, setidaknya bangun jam 4 subuh menjadi misteri
untuk sejam yang akan datang sebelum dijawab dengan sebuah kejadian yang
mengharukan atau lebih condong ke menyeramkan, biar pembaca yang menilai.
jam 5 subuh, aku udah
siap dengan seragam merah putih yang bersih tanpa noda, dengan muka cemong
hasil modifikasi mamah serta badan yang harum dengan aroma kayu putih, dulu sih
masih heran kenapa harus pake kayu putih sebelum berangkat ke sekolah, baru pas
kelas dua nyadar bahwa kata mamah kayu putih itu bikin kamu lebih ganteng 50 %,
lebih wangi dan yang paling penting biar ga masuk angin. pas kelas 1 SMA baru
nyadar aku itu mau sekolah atau mau ngojeg malam, dilumuri kayu putih yang
katanya anti masuk angin. Sejak itu aku ga pernah pake kayu putih lagi tapi
efeknya suka bilang jelek sama temen-temen. mungkin mamah ada benarnya juga.
aku siap untuk sekolah,
dengan gagah menggendong tas berisi buku bertulisankan " rajin pangkal
pandai " bersiap menjalani dunia yang keras seorang diri tanpa bantuan
siapapun, kecuali bantuan mamah yang menuntun ku untuk bergegas pergi menuju
sekolah. sesampainya disekolah tepat jam 5 subuh, puluhan ibu-ibu bersiap
memasuki gerbang sekolah dengan memasang muka yang seolah bertulisan "
anak ku harus duduk dibangku terdepan, walau nyawa dan darah ini menjadi
taruhannya". aku jadi takut setelah menatap puluhan ibu-ibu dengan tatapan
muka yang menyeramkan. kutatap wajah mamah, ia tanpa gentar siap bersaing
dengan puluhan ibu-ibu lainnya untuk mendapatkan kursi yang terdepan untuk
anaknya ini.
" PENJAGA SEKOLAH
DATANG" teriak seorang ibu yang sudah siap memasang kuda-kuda untuk
berlari menyambut gerbang yang terbuka. gerbang pun dibuka, beberapa ibu-ibu
sudah berlari dengan tujuan yang sama merebut kursi terdepan. "
mamah" seruku untuk memastikan mamah agar tidak berlari seperti ibu-ibu
yang lain karena bagi ku, duduk dibangku yang terdepan tidak menjamin untuk
menjadi pintar hanya belajar yang tekun serta bersungguh-sungguh merupakan
suatu kunci pasti untuk jadi yang terbaik, namun sebelum kata bijak terlontar,
mamah sudah tidak berada disampingku, dari kejauhan nampak mamah sudah berlari
tak kalah cepat dengan ibu-ibu yang lain.
" ken lari"
teriak mamah seolah perang memperebutkan bangku terdepan sudah dimulai, jika
tak mau mati harus lari dengan sekuat tenaga ( tapi mungkin ini terlalu lebay
).
Sungguh haru bercampur
malu atas perrjuang seorang ibu yang berlomba memperebutkan bangku terdepan
demi masa depan anaknya. MERDEKA.....
Ibu-ibu sudah menduduki
bangku-bangku, pertanda perebutan bangku terdepan pun sudah berakhir, dengan
hasil yang memuaskan, mamah berhasil mendapatkan bangku terdepan persis didepan
meja guru. sungguh bangga punya mamah yang luarbiasa. mamah selalu menjadi
jenderal berdasterku.
pelajaran nampaknya
akan segera dimulai, ibu guru sudah mempersilakan orang tua untuk meninggalkan
anak-anaknya agar tidak didampingi saat belajar, mungkin itu suatu cara untuk
mengajarkan mandiri. mamah menuruti pesan ibu guru meski dengan raut muka
sedikit terpaksa, ia meninggalkan ku seorang diri, sebelum itu mamah berpesan
kepadaku.
" ken jadi anak yang rajin, perhatikan apa
yang ibu guru sampaikan, berteman dan berprilaku baiklah kepada semua orang,
mamah cuma bisa mengantar kamu sampai disini selebihnya itu gimana kerja keras
kamu. selalu buat mamah bangga yah ? ".
pesan mamah seperti pesan seorang jenderal
berdaster yang telah siap melepas prajurit terbaiknya untuk menghadapi medan
perang yang keras dan mematikan. aku menjawab dengan kesungguhan.
" siap mah, aku
akan selalu membuat mamah bangga, sungguh takkan pantas kata kecewa menjadi
imbalan atas perjuangan yang telah mamah lakukan, tapi mah sebelum kita
berpisah ada satu hal yang aku ingin sampaikan".
mamah menatapku dengan sungguh-sungguh dan
berkata .
" apa ken ? "
" dengarkan dengan baik-baik mah ini penting, maaah tambahin uang jajannya
atuh, ada tukang cimol yang enak banget diluar gerbang ".
Dengan senyuman dan diiring sebuah jitakan
lembut akhirnya mamah pergi meninggalkan ku sendiri bersama anak-anak lain yang
kebanyakan belum ku kenal. inilah percakapan seorang ibu dan anak yang
sangat-sangat diluar akal dan terkesan lebay .
setelah
mamah pergi, aku baru sadar ternyata aku duduk dengan seorang anak perempuan
yang gigi yah masih ompong, dia melihatku dengan senyuman ompongnya ia
mengulurkan tangan dan berkata " namaku fitri, umur 6 tahun, rumah depan
jalan dekat tukang surabi, nama kamu siapa ". hah fitri, rumahnya dekat
tukang surabi, jangan-jangan dia kunti yang sedang menyamar menjadi anak SD
untuk menculik aku yang kata mamah ganteng gini. sambil menutup muka
dengan tas bergambar robot, aku berusaha berkenalan dengan fitri.
" namaku
johan, rumahku jauh banget dibelanda, aku orang miskin cuma dikasih uang jajan
seribu pliss jangan culik aku ".
mamah pernah bilang, hati-hati ken
kalau berkenalan dengan orang baru kalau bisa sembunyikan identitas mu dan
berpura-pura menjadi orang miskin. tapi mah kita kan memang miskin. iya
berpura-pura miskin banget gitu biar kamu ga diculik. kata bijak dari mamah
masih ku ingat jelas.
" oh johan, aku bukan penculik kok, masa penculik
masih kecil dan lucu kaya aku, kamu mah kadang-kadang lucu."
karena fitri
belum bisa baca nampaknya penyamaran indentitasku sukses dilakukan.
fitri
nampaknya memenuhi beberapa kriteria penculik yang mamah pernah sampaikan
kepada aku dulu.
pertama, fitri suka senyum-senyum sendiri. kata mamah penculik
itu menyamarkan kejahatannya dengan senyuman jadi hati-hati ken jika ada orang
yang tiba-tiba senyum-senyum mencurigakan.
kedua,
fitri suka memberi permen kepada ku. masih kata mamah juga, seorang penculik
akan memberikan sesuatu meskipun baru pertama kali bertemu kamu.
ketiga,
fitri itu ompong. masih juga kata mamah, ken penculik itu rata-rata ompong
karena efek dari dipukul orang ketika dia ketahuan akan menculik anak.
huaaaaa.
rasanya pengen cepet istirahat, kemudian jajan cimol dan bilang ke mamah bahwa
aku duduk disamping penculik.
Ditengah
kegelisahan ku dengan fitri yang positif terindikasi penculik, terdengar suara
seorang ibu dan anak perempuannya meminta ijin masuk kepada bu guru. anak itu
berambut panjang dengan pita kupu-kupu dirambutnya serta menggendong tas
berwarna pink dan kacamata berwarna pink juga. ibu dan anak itu nampaknya
sedang berbincang kepada ibu guru, sempat aku dengar beberapa kata maaf dari
ibu itu, mungkin minta maaf karena terlambat. Anak itu duduk dibangku paling
belakang dari barisan aku, tampaknya ia tersenyum kepadaku.
tetttt,tettt,
tettt. akhirnya istirahat juga, aku pun terbebas dari fitri yang dari tadi
menampakan jiwa-jiwa seorang penculik. aku menoleh kebelakang, terlihat anak
yang telat itu masih menulis dengan wajah yang penuh kesusahan, karena rasa
ingin tahu, aku pun mendekatinya untuk memastikan dia bukan seorang penculik
seperti fitri.
" hey kenapa dari tadi belum selesainya
nulisnya ? "
" abis tulisannya ga kelihatan kecil
banget gitu "
"
kecil banget apanya?, itu besar banget loh"
" iya, untuk mata kamu yang normal itu
besar, tapi bagiku mah kecil"
" emang ada yah mata yang ga normal ? mata
kamu sama kok ada hitam dan putihnya dan sama-sama bulatnya", " ah kamu
mah ga ngerti ".
" yaudah gini aja, kamu duduk didepan tuh,
kebetulan aku mau jajan cimol dulu tapi hati-hati sama fitri, yang nanti duduk
disebelah kamu, dia kayanya penculik anak deh"
" ah kamu mah ada-ada aja masa ada
penculik yang masih kecil "
"
terserah kamu deh, pokoknya mah aku mau jajan dulu "
Akhirnya istirahat juga, istirahat
adalah momen paling keren buat anak sekolah. istirahat memberikan kebebasan
untuk jajan apapun yang aku mau, tentu dengan syarat harus punya uang yang aga
banyak, kalau ga ada uang yah terpaksa ngutang dengan resiko jitakan mamah
lagi. tak apalah jitakan kasih sayang seorang ibu agar anaknya tidak terbisa
ngutang, namun maafkan aku mamah, ini keadaan kepepet, aku lapar banget
gara-gara sebangku dengan fitri yang buat aku resah, kalau aku resah, aku kan
suka laper dengan mode brutal.
Jadi
kepikiran anak baru itu. kalau dilihat-lihat anak itu cantik juga, dengan
kacamata dan pita warna pinknya serta cara bicaranya yang unik, lembut
tapi lantang. siapa yah namanya ?, eh kalau pikir-pikir tadi aku suruh dia
duduk dengan fitri dan jangan-jangan dia akan diculik fitri, aku harus segera
menyelamatkannya sebelum terlambatnya. ini semua salahku telah mengorbankan dia
untuk menjadi sasaran baru fitri.
"fitri
jangan culik dia, dia anak baik. biarlah aku saja yang menggantikan dia
untukmu, bukannya dari awal kamu hanya ingin menculik aku".
Tersirat
ingin berkata itu dengan lantang lalu dengan gagah menyelamatkan anak baru itu
dan mengorbankan aku sebagai gantinya, mamah pasti bangga kalau aku melakukan
itu. nampaknya apa yang aku pikirkan tidak sejalan dengan keadaan. fitri nampak
ketakutan melihat anak baru itu.
“ Aku takut
dengan orang berkacamata han, dulu aku pernah pake kacamata ayah. Orang-orang
terlihat lebih besar ketika aku memakai kacamata itu, sejak itu aku takut dengan
kacamata, serem banget pokoknya han”
“ kamu mah
ada-ada aja, masa penculik takut dengan kacamata”
“ ada yang
salah paham han. Pertama aku bukan penculik, dari tadi aku bilang gitu masa
kamu ga yakin ? “
“ abisnya kamu mirip banget dengan ciri-ciri
seorang penculik yang sering mamah bilang ke aku. Eh ada yang salah juga. Namaku
bukan johan, nama aku nychken gilang. Maaf tadi aku udah bohong ke kamu. Habisnya
aku takut diculik sama kamu.
“ tadi nama
kamu siapa ? susah banget nyebutnya, aku panggil gilang aja yah ? . lagian
siapa yang mau nyulik kamu ga ada gunanya pula “
“ eh, eh
dari tadi kalian ngomong apa sih, aku ga ngerti.Yang ini ngomong penculik, yang
ini ngomong takut sama kacamata. Aku jadi bingung deh “ bentak anak baru dengan
suara lembut-lembut lantangnya itu.
“ jadi gini
fitri takut sama kamu karena kamu berkacama dan dulu tadi aku takut sama fitri
karena fitri mirip penculik “.
“ kenapa
kamu takut dengan kacamata fit, kacamata cuma alat bantu supaya bisa melihat lebih jelas, kalau aku ga pake
kacamata tulisan itu kelihatan kecil banget”
“ tapi pas
aku pake kacamata, semua orang kok kelihatan besar ? “
“ wajarlah,
itu kan mata kamu masih normal, jadi semua kelihatan jadi lebih besar “
“ oh
begitu. kirain aku, kacamata itu ada hantunya, jadi bisa buat sesuatu kelihatan
lebih besar, eh kita belum kenalan. Nama kamu siapa ? aku fitri. Rumahku samping
jalan dekat tukang surabi “.
“ kamu lucu,
namaku khansa “
“ aku juga
mau kenalan dong, nama aku nychken gilang. Nama aku susahnya nyebutnya, jadi
panggil aku apa aja, asalkan panggilannya kedengaran keren , hehe “
“ aku
khansa, panggil nik aja deh, biar kaya kartun kesukaan aku di acara yang kaya
nama kamu “
Tettttt,
tettttttt, tetttt
“ iya deh
gimana kamu aja, udah masuk tuh. Kamu duduk bareng fitri aja, biar aku yang
dibelakang, kasihan mata kamu ga bisa lihat jelas kalau dibelakang. “
“ makasih,
nik. Nanti aku kasih cimol deh, kamu suka cimol kan ? “.
“ eh,
gilang, tapi kamu ga kasihan dengan mamah kamu, yang tadi aku lihat dengan
susah payah mendapatkan bangku paling depan ini”.
“ oh iya,
ga apa-apa kok nik, aku masih bisa lihat walau harus berdiri kalau duduk
dibelakang juga. “.
“ tenang,
tenang aja kawan. Paling aku Cuma digetok mamah doang kok, udah ah kebanyakan
ngobrol nanti keburu ada bu guru lagi “.
Sudah kebayang pas pulang kerumah pasti
digetok mamah karena pindah bangku kebelakang. Aku harus siap terlanjur udah
bilang begitu ke khansa, ga mungkin dong aku berubah pikiran.
Hari ini
adalah hari pertama pulang sekolah, kata temen-temen lain saat pulang sekolah
adalah saat yang indah berbagi cerita ke mamah , tentang apa-apa saja yang
terjadi di sekolah, tapi bagiku pulang sekolah menjadi hal yang menegangkan
harus berkata jujur kemamah bahwa aku tukar kursi dan harus duduk dibelakang.
“
assalamualaikum, mah aku pulang”.
“
walaikumsalam, gimana tadi sekolahnya ken “ . selidik mamah ingin tahu.
“ seru mah,
aku punya 2 temen baru. Namanya fitri dan khansa, tapi khansa kasihan mah. Dia duduk
paling belakang dan dia pake kacamata pula. Jadi aku tuker duduk sama khansa. Aku
duduk paling belakang mah “ dengan sedikit takut akupun akhirnya bicara tentang
itu.
“ kamu mah,
suka macam-macam aja “. Intonasi tinggi dan tangan mengayun kedepan, seolah
mamah mah menjitak aku. aku pasrah aja, tapi ternyata mamah mengusap-ngusap malah
mengusap-ngusap rambut aku.
“ mamah
bangga punya anak kaya kamu ken, mamah pilih bangku terdepan agar kamu bisa jelas
melihat papan tulis, tapi ga apa-apa kok. Mamah ga marah. Berbagi kebaikan
dengan hal terbaik yang kamu punya. Itu hebat “.
Mamah selalu menjadi jenderal
berdasterku, selalu mengerti semuanya tentang aku. Mamah memang jenderal
berdasterku, dalam semua sikapnya yang tegas, memiliki hati lembut yang menjadi
panutanku.
“
berbuatlah kebaikan dengan cara yang terbaik, maka akan ada suatu waktu. Dimana kebaikan
itu akan kembali lagi padamu “
NN.GBS
NN.GBS
Post a Comment